Jumlah bakteri yang ditemukan di rongga mulut bisa mencapai 500 dan sebagian mampu menghasilkan senyawa berbau yang menyebabkan halitosis. Jenis bakteri yang sangat berpengaruh adalah spesies Gr- negative dan anaerob obligat proteolitik.
b. Halitosis bersumber dari sumber non oral.
Sumber dari halitosis jenis ini yaitu masalah sistem pernafasan, penyakit saluran cerna, penyakit hati, gangguan system hematologic atau endokrin, kondisi metabolisme.Â
c. Penyebab lain adalah produk makanan.
Penyebab ini mungkin lebih familiar untuk kita. Ada bawang putih, bawang bombay, makanan berbumbu, selanjutnya ada obat-obatan seperti alkohol, tembakau (rokok), serta sirih.
   Selama ini penulis hanya berasumsi kalau halitosis hanya disebabkan oleh faktor makanan saja. Namun, dari riset diatas asumsi penulis ternyata salah. Tidak hanya faktor makanan, faktor gangguan pada kesehatan ternyata juga dapat menimbulkan halitosis ( bau mulut).Â
   Bagaimana mengatasi halitosis? Dari sumber rujukan lain (Alo dokter) menyebutkan beberapa cara untuk mengatasi bau mulut:
a. Rutin dalam menyikat gigi
Di bulan Ramadhan ini terutama, kita di anjurkan untuk lebih menjaga kebersihgan gigi kita, minimal kita bisa menyikat gigi 2 kali sehari. Dengan rutin menyikat gigi, tentunya sisa-sisa makanan yang masih menempel di gigi berikut bakterinya akan terangkat.
Saat puasa frekuensi menyikat gigi sebetulnya juga bisa kita lakukan lebih dari dua kali yaitu menjelang tidur, sebelum sahur juga setelah makan sahur. Dengan menyikat gigi menjelang tidur, kita sudah mengurangi kotoran yang menempel pada gigi.