Mohon tunggu...
Okto Klau
Okto Klau Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis lepas

Menulis adalah mengabadikan pikiran

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Polemik Seragam Sekolah di antara yang Artifisial dan Esensi dari Pendidikan

19 April 2024   08:49 Diperbarui: 20 April 2024   22:13 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi seragam sekolah. Detik.com

Padahal bila kita mau saja untuk belajar dari mereka, kita pasti saja sudah berhasil.

Contoh negara pembelajar yang baik adalah Jepang. Setelah keterpurukan mereka akibat bom Hirosima dan Nagasaki, mereka kembali bangkit dengan luar biasa karena kecepatan mereka dalam belajar dari negara-negara maju seperti Amerika dan Eropa.

Apa yang mereka capai adalah luar biasa. Mereka bukan saja bangkit dari keterpurukan mereka tetapi bahkan mereka berdiri sejajar dengan bangsa-bangsa maju yang dahulu dijadikan kiblat dan sumber pembelajaran mereka.

Pertanyaannya, apakah mereka sudah jadi Amerika atau Eropa? Jawabannya secara tegas, tidak. Mereka tetap menjadi negara Jepang dengan tradisi dan budaya mereka sendiri.

Maka sebenarnya, polemik seragam sekolah ini seharusnya jadi pembelajaran untuk kita agar harus kembali kepada tujuan pendidikan kita, yaitu kecerdasan seluruh bangsa.

Bagi pemerintah, secara khusus para pemerhati pendidikan agar membuat kajian yang matang tentang dunia pendidikan kita untuk perbaikan ke depannya. Coba kita mengadopsi sistem-sistem pembelajaran yang maju untuk kita terapkan bagi bangsa kita.

Kita harus belajar dengan cepat agar bisa sejajar dengan bangsa-bangsa lain. Bila setiap hari kita hanya berbicara tentang hal-hal yang tidak perlu seperti persoalan seragam ini, maka sampai kapan pun kita akan terus menjadi negara tertinggal.

Seragam memang perlu tetapi tidak harus banyak-banyak dan memberi kesan seolah-olah memberatkan orang tua.

Memang dengan seragam anak-anak tidak perlu khawatir bulian dari teman-teman sebaya soal pakaian mereka atau anak-anak tidak harus bersaing dengan model pakaian terkini yang sedang tren. Tetapi seragam tidak perlu banyak-banyak. Bila perlu cukup dua jenis pakaian seragam nasional dan seragam pramuka.

Mengapa harus ditambah lagi dengan seragam batik, seragam adat, dan sebagainya.

Kalau menggunakan batik dan kain adat ke sekolah adalah salah satu cara untuk menghargai budaya kita, maka saya kira masih ada banyak cara lain untuk menghargai itu selain dijadikan seragam sekolah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun