Mohon tunggu...
Kompasianer METTASIK
Kompasianer METTASIK Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Metta, Karuna, Mudita, Upekkha

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Siapa yang Bisa Menghentikan Perang?

20 April 2024   05:55 Diperbarui: 20 April 2024   06:33 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Siapa Yang Bisa Menghentikan Perang (gambar: greekreporter.com, diolah pribadi)

Kalau kita mau merenung ke dalam diri masing-masing, sesungguhnya setiap hari dan setiap saat kita berperang dengan pikiran jahat yang muncul. Pikiran jahat adalah pikiran yang diliputi oleh keserakahan, iri hati, kemarahan, dendam, kebencian, ego, dan kegelapan batin. Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menemukan orang-orang yang tidak dapat mengendalikan diri dari keserakahan, emosi, ego, rasa marah, dan benci sehingga perbuatannya mengakibatkan konflik, permusuhan, pertengkaran, perkelahian, perang antar kelompok bahkan lebih berbahaya lagi perang antar negara.

Perang akan menimbulkan dendam, rasa kebencian yang berkobar-kobar sehingga mengakibatkan kehancuran, kemunduran peradaban, dan bencana kemanusiaan yang diciptakan sendiri oleh pemimpin negara, karena diliputi ego kebodohan dan kegelapan batin, tidak bisa membedakan kebaikan dan keburukan.

Para pemimpin negara adalah manusia hebat dan unggul yang terpilih untuk memimpin masyarakatnya agar hidup tenteram dan damai. Tetapi jika para pemimpin negara tidak dapat mengalahkan pikiran jahat, serakah, emosi, benci, dan ego yang muncul di dalam dirinya sendiri, inilah sebab awal terjadinya peperangan antar negara saat ini yang membawa bencana bagi kehidupan di dunia.

Perang dapat berhenti jika para pemimpin negara mampu mengalahkan keserakahan, kebencian dan ego, yang ada di dalam diri mereka sendiri.

Semoga para pemimpin negara yang terlibat peperangan dapat segera sadar bahwa kebencian tidak akan berakhir apabila dibalas dengan kebencian, kebencian akan berakhir bila dibalas dengan tidak membenci.

Penulis sangat yakin bahwa semua umat manusia di dunia ini memiliki harapan yang sama, yaitu dunia yang damai, tenteram, bebas dari peperangan. Mulai saat ini kita semua juga bisa berkontribusi dengan mengurangi gejolak rasa tidak senang, ego, rasa marah, dendam dan rasa benci yang muncul agar tidak berkobar-kobar di dalam diri kita, yaitu dengan cara mengembangkan cinta kasih, kasih sayang, simpati dan rasa damai dalam hati. Cinta kasih, kasih sayang, simpati dan rasa damai dalam hati yang muncul dalam diri kita, bisa kita pancarkan kepada keluarga, teman, tetangga, dan masyarakat sekitar sehingga mengkondisikan terciptanya ketenteraman, kedamaian bagi dunia.

Mettacitena.

**

Jakarta, 20 April 2024
Penulis: Rusli Widjaya, Kompasianer Mettasik

"Sadar Setiap Saat, Saat Ini Sedang Apa"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun