Mohon tunggu...
Gregorius Nafanu
Gregorius Nafanu Mohon Tunggu... Petani - Pegiat ComDev, Petani, Peternak Level Kampung

Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.

Selanjutnya

Tutup

Horor Pilihan

Penjagal Sapi dari Pantai Selatan Pulau Timor

25 April 2024   09:48 Diperbarui: 25 April 2024   09:56 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pria dewasa brewokan (dok foto: pixabay.com)

Pohon beringin tua sering dianggap angker (dok foto: tagar.id)
Pohon beringin tua sering dianggap angker (dok foto: tagar.id)

Semua orang tidak tahu apa yang dilakukan Pak Jagal di luar sana pada malam hari, hingga suatu malam....

"Pak Jagal mau kemana?" sapa ayahku dengan ramah saat melihat Pak Jagal di depan rumah. "Biasa, kerja malam", sahut pak Jagal singkat dan bergegas ingin pergi.

Kami pun menguntit dari belakang, penasaran dengan apa yang biasa dilakukan setiap malam. 

"Pak, kok Pak Jagal berjalan menuru kuburan ya?" bisikku pada ayah dengan sedikit takut. Sebab kuburan itu memang selalu angker. apalagi di malam hari. Gelap, ditingkahi aneka bunyi makhluk malam. 

"Tenang saja, kita ikuti pelan-pelan dari belakang", bisik ayah sambil berusaha memperlambat langkahnya. 

Ternyata pak Jagal menuju ke salah satu makam yang ada di paling pojok. Persis di bawah pohon kamboja yang sedang mekar dan mengeluarkan aroma.

Sekedar ia mengeluarkan petek dan sebatang lilin yang sudah disiapkan. Dinyalakan lilin itu, hening sebentar. Rupanya pak Jagal singgah sebentar saja untuk mendoakan armarhum isterinya.

Tak sampai 5 menit, Pak Jagal melanjutkan perjalanannya. Kali ini menuju ke pondok ladangnya yang berdekatan dengan kuburan itu. 

Beberapa saat pak Jagal mengeluarkan petek, mengambil sebatang lintingan rokok kampung lalu disulutnya. 

Sesaat kemudian, Ia meraih sumpit yang disandarkan dekat perapian dan keluar. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun