Mohon tunggu...
Gregorius Nafanu
Gregorius Nafanu Mohon Tunggu... Petani - Pegiat ComDev, Petani, Peternak Level Kampung

Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.

Selanjutnya

Tutup

Horor Pilihan

Penjagal Sapi dari Pantai Selatan Pulau Timor

25 April 2024   09:48 Diperbarui: 25 April 2024   09:56 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pria dewasa brewokan (dok foto: pixabay.com)

Seringkali nyanyian burung hantu di malam hari itu dikaitkan dengan kematian seseorang. 

Orang-orang di Kampung akan gelisah, sebab nyanyian burung hantu itu seolah menjemput nyawa seseorang yang akan meninggal dunia dalam beberapa hari mendatang.

Darimana asalnya pak Jagal, kami tidak tahu. Hanya cerita dari para orang tua, ia datang dari arah pantai selatan pulau Timor. 

Sekalipun terkesan tertutup, Pak Jagal suka membantu orang yang meminta bantuan tenaganya. 

Ia akan membantu, tanpa nyaris bersuara. Fokus untuk mengerjakan apa yang harus dikerjakannya.

Jika pekerjaannya selesai, maka ia akan pulang ke gubuknya. Mengurung diri di dalam rumah hingga sore menjelang malam hari.

Pak Jagal selalu keluar sore hari hingga malam. Entah apa yang dilakukan di luar sana.

Biasanya lelaki sangar ini akan mengasah parangnya sebelum keluar.  Kemudian parang tajam itu disarungkan dalam sarung kulit sapi yang bikinan sendiri.

Jaket loreng lusuh selalu dikenakan ketika keluar malam. Tak lupa, ia memasukkan pisau lipat di dalam saku jaket lorengnya. 

Sementara petek dan tembakau sek (joker) ia masukkan di dalam kantung jaket bagian atas. 

Dan terakhir, Pak Jagal akan meraih sebuah lampu senter yang disimpan di atas satu-satunya almari tua di dekat bale-balenya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun