Merantau adalah Kewajiban.
Pertama kali saya merantau adalah di tahun 2012, saat saya mulai berkuliah di Jogja, pemikiran saya di masa itu adalah jika merantau adalah suatu kewajiban, seseorang harus merantau, jika tidak, maka dia tidak akan mendapatkan kebaikan, berdiam diri di desa adalah suatu keburukan.
Hingga saya lulus dan mencari pekerjaan, saya pun masih memiliki pemikiran tersebut. Tapi setelah kerja di banyak tempat yang asing, saya kemudian punya pemikiran jika berada dan berdiam diri di desa atau tempat kelahiran untuk waktu yang lama bukanlah hal buruk.
Tidak perlu lagi merasakan hiruk pikuk mudik, ketidaktahuan mengenai bagaimana kondisi keluarga di rumah dan banyak hal yang terlewati yang kemudian menjadikan asing dengan rumah sendiri.
Semua Merantau, Siapa yang Tinggal?
Beberapa bulan yang lalu, saya mengunjungi seorang kawan kos saya selama kuliah di Jogja. Namanya Ipul, dia memutuskan untuk tetap tinggal di kampung halamannya di Pekalongan.
Dia memutuskan untuk menjalankan bisnis berjualan celana jeans dan tidak merantau untuk bekerja ke kota besar seperti yang dilakukan banyak rekan kuliahnya.
Gelar dan ijazah yang dia perloleh selama kuliah di jurusan teknik informatika, tidak pernah dia gunakan untuk melamar pekerjaan. Bahkan dia sudah lupa entah ijazahnya ditaruh di mana.
"Kalau semua orang merantau, siapa yang tinggal di desa?"