Mohon tunggu...
Shirley
Shirley Mohon Tunggu... Lainnya - Berpengalaman sebagai Apoteker di sebuah rumah sakit

Saya menyukai alam, musik, dan sejarah dunia. "Bacaan yang baik menyehatkan pikiran sebagaimana olahraga yang tepat menyehatkan raga."

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Misteri di Balik Suplemen Beras Angkak Merah Setelah Kematian Dua Konsumen

27 Maret 2024   23:42 Diperbarui: 28 Maret 2024   18:05 533
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kobayashi Pharmaceutical menarik produk suplemennya yang mengandung red yeast rice atau angkak. (Foto: The Japan Times)

Metaanalisis kedua yang menggabungkan hasil dari banyak uji klinis terbaru juga melaporkan adanya efek menurunkan kolesterol total dan kolesterol LDL secara signifikan dari suplemen RYR. 

Keamanan Suplemen Mengandung RYR

Keamanan produk-produk mengandung RYR atau angkak ini belumlah jelas. Beberapa suplemen angkak komersial telah ditemukan mengandung racun citrinin dalam jumlah yang tinggi. Jumlah kandungan monakolin dalam produk-produk RYR komersial  sangatlah bervariasi dan produsen jarang mencantumkan dosis sehingga menyulitkan kita melakukan penilaian terhadap resiko efek sampingnya. 

Pemasok bahan baku angkak sendiri juga diduga menambahkan sediaan RYR atau angkak dengan lovastatin murni. Dugaan ini berasal dari sebuah analisis yang telah dipublikasikan yang melaporkan hampir seluruh kandungan dari beberapa produk angkak komersial adalah monacolin K – di mana hasil ini baru bisa diperoleh bila lovastatin ditambahkan secara ilegal . Seharusnya kandungan monakolin yang ditemukan adalah berupa komposisi dari banyak senyawa monakolin.

Terdapat juga literatur yang memuat laporan-laporan tentang efek samping miopati otot dan kerusakan hati akibat penggunakan angkak. Dari tinjauan laporan-laporan tersebut meningkatkan hipotesis bahwa profil keamanan RYR / angkak mirip dengan golongan statin. Pemantauan berkelanjutan terhadap produk-produk suplemen angkak harus ditingkatkan untuk mengkarakterisasi akhir dari profil resikonya, sehingga mendukung lembaga yang berwenang untuk melakukan tindakan yang tepat

Badan terkait keamanan makanan di Eropa, European Food Safety Authority (EFSA) Panel on Food Additives and Nutrient Sources added to Food,  menyimpulkan mereka tidak mampu mengidentifikasi jumlah yang masih dipandang aman untuk dikonsumsi bila suatu sediaan RYR mengandung monakolin. Hal ini karena ada studi kasus yang melaporkan efek samping parah terjadi akibat konsumsi produk yang mengandung monakolin dengan jumlah yang sangat rendah seperti 3 mg per hari. 

Tentang Citrinin

Citrinin adalah metabolit sekunder dari jenis ragi atau jamur tertentu. Citrinin merupakan mikotoksin yang bersifat merusak ginjal (nefrotoksik), merusak hati (hepatotoksik), membunuh embrio (embriosidal), dan juga merusak atau mengganggu pertumbuhan fetus (fetotoksik). Citrinin dihasilkan oleh beberapa spesies dari Penicillium spp., Aspergillus spp., dan Monascus spp.

Citrinin juga mempunyai sifat antibiotik terhadap bakteri Gram positif dan pertama sekali berhasil diisolasi pada tahun 1931. Namun karena sifat nefrotoksik dan hepatotoksiknya, citrinin tidak dikembangkan lebih lanjut untuk digunakan sebagai obat. Dalam studi toksikologi, diketahui ginjal adalah organ target utama dari citrinin dalam pemaparan jangka panjang.

Lembaga penelitian IARC (International Agency for Research on Cancer) menggolongkan citrinin sebagai karsinogen (bahan penyebab kanker) golongan 3 karena bukti yang masih terbatas akan karsinogenisitasnya pada binatang dan belum ada bukti pada manusia. 

Citrinin juga dapat ditemukan sebagai cemaran pada makanan dan bahan makanan, seperti jagung, gandum, rye, barley, oat, dan beras. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun