Mohon tunggu...
Rini Wulandari
Rini Wulandari Mohon Tunggu... Guru - belajar, mengajar, menulis

Guru SMAN 5 Banda Aceh http://gurusiswadankita.blogspot.com/ penulis buku kolaborasi 100 tahun Cut Nyak Dhien, Bunga Rampai Bencana Tsunami, Dari Serambi Mekkah Ke Serambi Kopi (3), Guru Hebat Prestasi Siswa Meningkat

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Bahasa Prokem, Slang dan Bahasa Gaul Dalam Kosakata Kita, Berkah atau Ancaman?

25 April 2024   08:34 Diperbarui: 30 April 2024   18:29 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi mengobrolsantai di kafe sumber gambar kulturnative.com

Variasi bahasa muncul dari berbagai bahasa yang beragam pada setiap daerah, kelas sosial, zaman yang berbeda, dan situasi bahasa yang mengalami perubahan. 

Kehadiran bahasa gaul dengan banyak kosakata,istilah atau idiom baru menyebabkan generasi milenial sulit menerima bahasa Indonesia yang baik dan benar dan memahami kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara.

Tentu kita masih ingat dengan munuclnya istilah FOMO untuk menyebut kebiasaan kita yang selalu merasa kuatir ketinggalan  berita terbaru dan takut di anggap kuper(kurang pergaulan). Anak "jaman now" lebih tertarik menggunakan bahasa gaul yang membuat mereka lebih eksis di media sosial. 

Akibatnya, kemampuan bahasa Indonesia yang baik dan benar tergerus dengan munculnya bahasa gaul dan bahasa asing sehingga keaslian dari sebuah kosakata dalam bahasa Indonesia akan sulit diketahui oleh generasi milenial karena ketertarikan mereka dalam menggunakan bahasa tersebut. 

Media sosial yang telah menjadi "kebutuhan" saat  ini terutama bagi generasi kekinian memang memberikan dampak cepat dalam penggunaan bahasa keseharian. Bahasa gaul yang digunakan tanpa disertai kehati-hatian hanya latah atau ikut-ikutan membuat anak sekarang sulit mengetahui kosakata yang baku serta bahasa yang baik dan benar.

Kita juga ingat,saat muncul muncul istilah jujurly dan sehonestnya yang menambah istilah baru dalam bahasa anak muda saat ini. Fenomena kebahasaan seperti ini sangat menarik dan menjadi perhatian bagi kita. 

Penggabungan dua bahasa, yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Inggris dalam satu kata. Jujurly yang berasal dari kata dasar jujur dan penambahan –ly, sedangkan sehonestnya berasal dari kata honest yang terapit dengan se- dan –nya. Penggunaan istilah jujurly dan sehonestnya memiliki makna sejujurnya. 

Meskipun terdengar aneh, seolah semua orang dituntut untuk ikut "berpartisipasi", menggunakan atau membuat sesuatu yang baru agar menarik perhatian orang agar tidak dianggap ketinggalan zaman.

Begitu juga dengan istilah aneh lain, seperti "mengsedih" yang berarti bersedih. Brikutnya menyusul, kata--mengcapek, mengkaget, yang mencantumkan awalan meng- walaupun tidak sesuai dengan kaidah pengimbuhan dalam bahasa Indonesia. 

Awalan meng- bisa mengalami perubahan bentuk jika digabungkan dengan kata dasar yang berawal dengan huruf tertentu, misalnya huruf /k, g, h, kh/ dan huruf vokal serta luluh apabila dirangkai dengan huruf /k, p, t, s/. Kata dasar sedih apabila dirangkai dengan gabungan imbuhan meng-…….-kan, maka terjadi peluluhan menjadi menyedihkan. Tapi itulah "aneh atau uniknya" bahasa gaul.

Namun pada intinya, menggunakan bahasa di media sosial tidak harus mengikuti tren, apalagi penggunaan yang secara tidak langsung bisa merusak bahasa kita.

Meskipun bersifat sementara, tetap saja ada pengaruh dan gangguan dalam khasanah perbendaharaan kata bahasa kita. Apalagi kelak jika generasi berikutnya tidak kritis mengetahai apalagi memahami asal usulnya. 

Sehingga dibutuhkan kehati-kehatian, karena rasa penasaran memakainya, pada akhirnya bisa menjadi kebiasaan, tapi kalau sudah masuk KBBI--ya apa boleh buat, karena itu artinya sudah resmi di gunakan!. Soal baik dan benar tergantung kita, bersedia memakainya atau tidak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun