Kemudahan dan kecepatan mencapai tempat kerja menjadi pilihan, perjalanan 1 hingga 2 jam terasa membuang waktu dan tenaga. Sehingga pilihan menyewa rumah alis ngontrak tetap dipilih.Â
Nasib rumah yang sudah dimiliki kadang terbengkalai atau bagi teman saya yang cukup cerdik, rumahnya yang berada di ujung perbatasan Kabupaten Lebak disewakan kepada orang lain. Ia sendiri menyewa di Jakarta dengan nilai sewa 4 kali lebih mahal dari harga sewa yang didapat dari rumahnya. Pilihan itu diambil agar rumahnya terawat.
Rumah yang dibiarkan tidak berpenghuni akan cepat rusak dan bisa roboh bisa dalam jangka cukup lama tidak dirawat. Dengan ada yang menyewa, rumah lebih terawat. Nah lalu bagaimana nasib orang yang tidak mampu untuk memiliki rumah?
Tetap menyewa sepanjang usia? Saya sendiri menemukan orang yang hingga usia tua tidak memiliki rumah sendiri. Selain tidak memiliki rumah, beliau juga tidak memiliki pasangan hidup. Beruntung ia memiliki keluarga besar yang mau menampung. Hidup sendiri tanpa memiliki rumah dijalani dengan bahagia karena beliau sendiri telah menyiapkan hari tuanya.
Ada investasi yang bisa menghidupinya, walau setiap hari saya cukup kasihan melihatnya duduk sendirian, sibuk bermain gadget, menelepon sahabat-sahabatnya setiap malam agar ada hiburan.
Rumah memang bagian penting dari kehidupan manusia, memilikinya paling tidak bisa menjadi 'benteng' terakhir untuk merebahkan penat tubuh, melakukan aktivitas hobi yang bisa menyibukkan kehidupan di hari tua kelak. Atau memiliki beberapa rumah lalu jadikan sebagai alat investasi untuk disewakan kepada orang lain yang belum mampu membeli rumah.
Hidup ada pilihan, bila didalam hidup tidak bisa memilih kemungkinan ada yang tidak tepat dalam mengambil rencana hidup. Jadi pilih ngontrak atau beli rumah?
Salam Bahagia, Tetap Sehat Selalu.