Secara finansial, saya melihat keduanya besar dengan fasilitas yang memadai. Perbedaan mencolok ada pada kondisi keluarga siswa kedua yang masuk golongan broken home, dimana ia dibesarkan oleh ibu.
Kondisi keluarga yang tidak utuh membuat siswa kedua ini besar dengan lika liku hidup yang fluktuatif. beberapa kali ia pindah dari satu lokasi ke lokasi lain, sehingga terlihat jelas peran ibu dalam mendidik anak lebih mendominasi.Â
Dengan pola asuh berbeda, kedua siswa ini memiliki pola komunikasi yang berbeda pula. Namun,nilai kesopanan saat berkomunikasi relatif sama, yakni di bawah rata-rata.
Nilai Kesopanan
Saya sebenarnya tidak terlalu ambil pusing perihal kesopanan. Tulisan ini hanya sebatas memaparkan apa yang selama ini saya amati dari dalam kelas.
Pola belajar Gen Z memang jauh berbeda jika dibandingkan dengan satu generasi sebelumnya, yakni Generasi Y (Millennials). Cara mereka berkomunikasi dengan guru dan bawaan di dalam kelas menjadi refleksi gaya asuh orang tua di rumah.
Pengaruh smartphone juga tidak bisa diabaikan. Rata-rata siswa saat ini terjebak dalam arus informasi berlebih dalam genggaman tangan mereka. Mereka begitu melekat dengan smartphone.Â
Gaya asuh orang tua dan tontonan dari smartphone bukan mustahil menjadi dua indikator penyebab terkikisnya nilai kesopanan pada Gen Z. Tanpa mereka sadari, otak dipenuhi dengan ragam informasi yang sebenarnya tidak dibutuhkan.
Akibatnya, fokus atau level konsentrasi mereka berkurang drastis. Hal ini juga berdampak pada gaya komunikasi yang tidak lagi mengedepankan nilai sopan santun sebagai pijakan.
Nilai kesopanan yang semenjak lama diwariskan melalui generasi, kini luntur akibat banjirnya arus informasi ke dalam otak. Buruknya lagi, tumpukan informasi yang berbentuk visual seakan 'membajak' otak Gen Z. Alhasil, mereka tidak lagi mampu memfilter jenis informasi yang bermanfaat.
Faktor lainnya juga bersebab bergesernya pola asuh orang tua semenjak hadirnya smartphone dalam rumah. Anak-anak tidak lagi memperoleh contoh baik dari orang tua, sebaliknya mereka sejak kecil mudah terpapar tontotan yang tidak mendidik dan tersimpan di pikiran bawah sadar mereka.Â
Peran orang tua untuk membatasi arus informasi semakin memburuk. Terlebih, jika kedua orang tua fokus bekerja dan minim berinteraksi dengan anak.Â