Mohon tunggu...
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Mohon Tunggu... Freelancer - A runner, an avid reader and a writer.

Harta Warisan Terbaik adalah Tulisan yang Bermanfaat. Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Terkikisnya Kesopanan pada Gen Z, Kenapa?

9 Maret 2024   12:04 Diperbarui: 29 Maret 2024   00:06 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Smartphone dan nilai kesopanan pada Gen Z | Ilustrasi Freepik.com

Secara finansial, saya melihat keduanya besar dengan fasilitas yang memadai. Perbedaan mencolok ada pada kondisi keluarga siswa kedua yang masuk golongan broken home, dimana ia dibesarkan oleh ibu.

Kondisi keluarga yang tidak utuh membuat siswa kedua ini besar dengan lika liku hidup yang fluktuatif. beberapa kali ia pindah dari satu lokasi ke lokasi lain, sehingga terlihat jelas peran ibu dalam mendidik anak lebih mendominasi. 

Dengan pola asuh berbeda, kedua siswa ini memiliki pola komunikasi yang berbeda pula. Namun,nilai kesopanan saat berkomunikasi relatif sama, yakni di bawah rata-rata.

Nilai Kesopanan

Saya sebenarnya tidak terlalu ambil pusing perihal kesopanan. Tulisan ini hanya sebatas memaparkan apa yang selama ini saya amati dari dalam kelas.

Pola belajar Gen Z memang jauh berbeda jika dibandingkan dengan satu generasi sebelumnya, yakni Generasi Y (Millennials). Cara mereka berkomunikasi dengan guru dan bawaan di dalam kelas menjadi refleksi gaya asuh orang tua di rumah.

Pengaruh smartphone juga tidak bisa diabaikan. Rata-rata siswa saat ini terjebak dalam arus informasi berlebih dalam genggaman tangan mereka. Mereka begitu melekat dengan smartphone. 

Gaya asuh orang tua dan tontonan dari smartphone bukan mustahil menjadi dua indikator penyebab terkikisnya nilai kesopanan pada Gen Z. Tanpa mereka sadari, otak dipenuhi dengan ragam informasi yang sebenarnya tidak dibutuhkan.

Akibatnya, fokus atau level konsentrasi mereka berkurang drastis. Hal ini juga berdampak pada gaya komunikasi yang tidak lagi mengedepankan nilai sopan santun sebagai pijakan.

Nilai kesopanan yang semenjak lama diwariskan melalui generasi, kini luntur akibat banjirnya arus informasi ke dalam otak. Buruknya lagi, tumpukan informasi yang berbentuk visual seakan 'membajak' otak Gen Z. Alhasil, mereka tidak lagi mampu memfilter jenis informasi yang bermanfaat.

Faktor lainnya juga bersebab bergesernya pola asuh orang tua semenjak hadirnya smartphone dalam rumah. Anak-anak tidak lagi memperoleh contoh baik dari orang tua, sebaliknya mereka sejak kecil mudah terpapar tontotan yang tidak mendidik dan tersimpan di pikiran bawah sadar mereka. 

Peran orang tua untuk membatasi arus informasi semakin memburuk. Terlebih, jika kedua orang tua fokus bekerja dan minim berinteraksi dengan anak. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun