Mohon tunggu...
Ita Siregar
Ita Siregar Mohon Tunggu... Administrasi - Pengarang. Pemetik cerita. Tinggal di Balige.

Merindu langit dan bumi yang baru.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Teologi Tidur: Bukan Menyongsong Ketidakpastian

25 April 2024   15:49 Diperbarui: 25 April 2024   15:51 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Saya rasa Yesus paham bahwa tidak mungkin manusia berjaga terus, sementara istirahat dan tidur adalah fitur yang inheren dalam diri manusia. Lalu bagaimana kita dapat berjaga? Dengan melakukannya secara kolektif alih-alih secara individual. Ingat, Yesus menghimbau kita berjaga. Itu bukan sekadar tidak tidur. Bukan sekadar menunggu. Berjaga berarti bersiap dan menyambut.

Ketika Kerajaan Allah mendekat, para hamba saling mempersiapkan diri dan menyambut. Sementara tuan-tuan individualis akan terkapar -meski tidak tidur-, tidak mampu bergerak karena kehabisan daya.

Kitab Ibrani mengungkap visi Kerajaan Allah sebagai tempat peristirahatan. "Masih tersedia suatu hari perhentian, hari ketujuh, bagi umat Allah. Sebab barangsiapa telah masuk ke tempat perhentian-Nya, ia sendiri telah berhenti dari segala pekerjaannya, sama seperti Allah berhenti dari pekerjaan-Nya" (Ibrani 4:9-10).

Dalam hal ini seakan-akan di Kerajaan Allah manusia berhenti bekerja. Namun kerja adalah hakikat manusia yang telah dimandatkan oleh Allah pada waktu penciptaan (Kejadian 1:26). Saya meyakini bahwa kerja yang dimaksud adalah kerja yang, sebagaimana istirahat, telah tereduksi oleh kejatuhan manusia. Maka di Kerajaan Allah, manusia akan melakukan kerja dan istirahat yang sejati. Istirahat dalam kerajaan Allah kembali pada hakikat penggenapan kerja dan menjadikannya kudus.

Julius C. Adiatma, penggiat diskusi Selasaan
Surajiya, perupa dan tinggal di Yogya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun