Di sebuah petak ruang itu, dia duduk di kasur sembari menyesal. Seperti tak bisa mengerti mengapa semua bisa terjadi.
"Apa yang sudah kita lakukan?" kata lelaki itu.
Yang ditanya, seorang wanita hanya diam menerawang kosong. Semua telah terjadi, bukan sesuatu yang diinginkan. Lalu leleran air mata dari wanita itu meluncur pelan. Dia kemudian sesenggukan sangat menyesal dengan apa yang dia lakukan.
Si lelaki menarik napas panjang. "Tiba-tiba aku terbayang istriku di rumah, anak-anakku yang sedang sekolah," katanya dengan tekanan suara yang sangat dalam.
Yang diajak bicara menjawab dengan suara terbata-bata. "Apakah aku tidak punya suami?" tanya si wanita.
Semuanya kemudian hening beberapa saat . Menyesali perbuatannya masing-masing.
"Kita akhiri saja," kata si lelaki.
"Ya kita akhiri saja," kata si wanita dengan sesenggukan.
**
Esok dan lusa, tak ada pesan di telepon genggam. Tapi jemari lelaki itu gatal ingin bertanya. "Eh harga roti paling murah berapa ya di toko perempatan itu," tulis pesan lelaki ke wanita itu.