Mohon tunggu...
rokhman
rokhman Mohon Tunggu... Freelancer - Kulo Nderek Mawon, Gusti

Melupakan akun lama yang bermasalah

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Main Api

20 April 2024   06:04 Diperbarui: 20 April 2024   06:37 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. (kompas.com/xena olivia)

Di sebuah petak ruang itu, dia duduk di kasur sembari menyesal. Seperti tak bisa mengerti mengapa semua bisa terjadi.

"Apa yang sudah kita lakukan?" kata lelaki itu.

Yang ditanya, seorang wanita hanya diam menerawang kosong. Semua telah terjadi, bukan sesuatu yang diinginkan. Lalu leleran air mata dari wanita itu meluncur pelan. Dia kemudian sesenggukan sangat menyesal dengan apa yang dia lakukan.

Si lelaki menarik napas panjang. "Tiba-tiba aku terbayang istriku di rumah, anak-anakku yang sedang sekolah," katanya dengan tekanan suara yang sangat dalam.

Yang diajak bicara menjawab dengan suara terbata-bata. "Apakah aku tidak punya suami?" tanya si wanita.

Semuanya kemudian hening beberapa saat . Menyesali perbuatannya masing-masing.

"Kita akhiri saja," kata si lelaki.

"Ya kita akhiri saja," kata si wanita dengan sesenggukan.

**

Esok dan lusa, tak ada pesan di telepon genggam. Tapi jemari lelaki itu gatal ingin bertanya. "Eh harga roti paling murah berapa ya di toko perempatan itu," tulis pesan lelaki ke wanita itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun