Mohon tunggu...
Mahéng
Mahéng Mohon Tunggu... Penulis - Freelance Writer

Saat ini, selain tertarik mengikuti kegiatan pengabdian masyarakat, ia terus belajar menulis serta sangat terpikat pada jurnalisme dan sastra. Perspektifnya sangat dipengaruhi oleh agama dan filsafat.

Selanjutnya

Tutup

Home Artikel Utama

Beli Rumah KPR atau Sewa? Begini Cara Memutuskan dengan Tepat!

25 April 2024   01:31 Diperbarui: 25 April 2024   10:22 469
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pembelian rumah. Foto: UNSPLASH/TIERRA MALLORCA via Kompas.com.

Bagaimana jika sopir itu tidak memiliki tujuan akhir yang jelas? Penumpangnya tentu akan merasa was-was, cemas, gundah gulana, dan tidak merasa aman.

Sama halnya dengan membeli rumah. Baik kamu memilih KPR atau menyewa, mulailah dengan the End in Mind. Setelah menetapkan tujuan akhir yang jelas, susunlah strategi yang matang untuk mencapainya. 

Antisipasi berbagai rintangan dan hambatan yang mungkin dihadapi di sepanjang perjalanan. Semakin detail perencanaan dan antisipasi yang kamu lakukan, semakin besar peluang untuk mencapai tujuanmu.

Jika tujuanmu hanya untuk hunian, terutama sebagai perantau, menyewa rumah bisa menjadi pilihan yang lebih tepat. 

Bayangkan kamu seorang karyawan di kota besar. Kamu membeli rumah dengan KPR dan telah mencicilnya selama 5 tahun. Tiba-tiba, terjadi pandemi dan perusahaanmu mengalami krisis keuangan sehingga terpaksa melakukan PHK besar-besaran. Kamu kehilangan pekerjaan dan penghasilanmu terputus.

Developer rumah dapat mengambil alih rumahmu dan kamu akan kehilangan semua uang yang telah kamu bayarkan. Sewa rumah dapat membantumu menghindari situasi seperti ini.

Selanjutnya, membeli rumah hanya untuk gengsi atau sekadar penegasan identitas adalah keputusan yang tidak bijak. Hanya akan membuat hidupmu jadi rumit.

Orang lain tidak akan peduli dengan notifikasi tagihan yang terus mencekikmu atau keuanganmu yang terus menerus terlilit hutang.

Jika kamu tidak mampu membayar cicilan KPR, kamu akan dilanda stres dan kecemasan, yang cikal bakalnya adalah terjadinya pertengkaran dalam rumah tangga. Hal ini dapat berdampak negatif pada kesehatan mental dan fisikmu. 

Efek dominonya berimbas pada kinerjamu yang tidak lagi prima, sehingga membuat Key Performance Indicator menurun hingga berujung pemecatan.

Biaya yang harus dikeluarkan tidak berhenti pada cicilan KPR saja. Rumah membutuhkan perawatan rutin seperti mengecat ulang, memperbaiki genteng, dan merawat taman. Selain itu, kamu harus membayar PBB setiap tahun kepada pemerintah daerah. Besaran PBB ini tergantung pada nilai jual objek pajak (NJOP) rumahmu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Home Selengkapnya
Lihat Home Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun