Mohon tunggu...
Haposan Lumbantoruan
Haposan Lumbantoruan Mohon Tunggu... Freelancer - Pessenger

Pemula yang memulai hobi dengan membaca buku dan koleksi buku, menulis, sepakbola dan futsal, musik, touring dan traveling serta suka (doakan) kamu:)

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Bahasa adalah Sentuhan Kasih: "Kabar Baik" Hadir dalam Bahasa "Mereka"

25 April 2024   10:53 Diperbarui: 25 April 2024   13:03 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi berbagai bahasa yang ada di Indonesia. (Sumber Gambar: DeviantArt.com/Canary789)

Untuk mengetahuinya, baiklah perhatikan dengan saksama bagian berikut ini.

Strategi-Strategi Mempelajari Bahasa-Bahasa yang Ada:

1. Roh Kudus Adalah Guru Bahasa Sejati

Dalam Matius 10:19 berkata: "Apabila mereka menyerahkan kamu, janganlah kamu kuatir akan bagaimana dan akan apa yang harus kamu katakan, karena semuanya itu akan dikaruniakan kepadamu pada saat itu juga." Senada dengan Markus 13:11, demikian: "Dan jika kamu digiring dan diserahkan, janganlah kamu kuatir akan apa yang harus kamu katakan, tetapi katakanlah apa yang dikaruniakan kepadamu pada saat itu juga, sebab bukan kamu yang berkata-kata, melainkan Roh Kudus.

Di kedua bagian ayat tersebut jelas dikatakan, "..apa yang harus kamu katakan,.." Secara sederhana dapat dipahami bahwa konteks lahirnya ayat di atas tersebut adalah bagian dari percakapan Yesus dengan beberapa murid-Nya (Markus 13:3) tentang nasihat dan peringatan Yesus akan penderitaan dan penganiayaan dalam pemberitaan Injil (ayat 10). Hal utama yang dimaksudkan Yesus disitu ialah bahwa jangan takut jika penderitaan dan aniaya menghampiri dalam pemberitaan Injil; apa yang harus dikatakan saat-saat dipersekusi dan lain-lainnya. "Sebab pada saat itu akan dikaruniakan kepadamu apa yang harus kamu katakan kepada mereka yang menganiaya kamu." Penulis menyakini, saat-saat para murid memberitakan Kabar Baik dalam situasi seperti itu (dipersekusi), mereka tetap merasakan damai sejahtera dan ketenangan, bahkan mereka mengingat pesan Yesus oleh pertolongan Roh Allah, dan pada saat itu juga mereka diberi karunia untuk berkata-kata, apa yang harus mereka katakan. Sebab dalam kata-kata maupun kalimat-kalimat atau bahasa yang mereka ucapkan adalah dari Roh Kudus itu sendiri. Roh Kudus-lah yang berkata-kata, bukan mereka. Dalam penderitaan dan aniaya saat memberitakan Dia, kata-kata maupun kalimat-kalimat yang kita sampaikan dalam bahasa dikuasai oleh Roh Allah.

"Allah hadir dalam bahasa melalui karunia Roh Kudus."

Itulah kuasa dan kekuatan dalam bahasa. Sebab guru sejati kita dalam berbicara, menyampaikan Kabar Baik dalam bahasa "orang-orang terhilang" ialah Roh Kudus.

Suatu kali, dalam Pekabaran yang penulis lakukan bersama rekan, penulis ada dalam situasi dipersekusi, yakni pada saat memberitakan Injil-Nya, tiba-tiba salah seorang dari belakang penulis datang dan langsung memvideokan penulis dan rekan pada saat proses menyampaikan Injil. Lantas penulis langsung terkejut dan takut secara manusiawi, dan berkata pada dia, "Waduh, ada apa kak? Kok tiba-tiba berbicara dari belakang dan langsung memvideokan kami?" Dia berkata: "Kalian ini Kristen, ya? Kalian sebut-sebut nama Isa, itu kan Yesus orang Kristen. Kalian orang Kristen, ya? Kalian misionaris, ya?" Ucapnya mengintimidasi. Penulis oleh pertolongan Roh Kudus, berkata dengan sederhana namun penuh kuasa: "Kami pengikut Isa Almasih (Yesus Kristus) Junjungan kami Yang Ilahi yang telah mati dan hidup kembali pada hari yang ketiga untuk pengampunan segala dosa-dosa kami. Menurut kakak, apa itu misionaris? Coba jelaskan kepada kami, kak? Ayah kakak tadi dengan kami banyak ceritera-ceritera atau ngobrol-ngobrol tentang masa-masa zaman dahulu, seperti zaman G30SPKI yang mana ayah kakak ini masih merasakan situasi pada zaman itu. Juga ayah kakak tadi nyinggung pembicaraan tentang para nabi-nabi terdahulu pada saat memerangi orang-orang "dzalim" dan sampailah kami pada topik pembicaraan tentang Isa Al Masih yang adalah nabi bagi orang kakak. Tetapi kalau di kami orang Kristen, Isa itu kami sebut Yesus Kristus. Namun Isa dan Yesus Kristus adalah pribadi yang berbeda. Yesus Kristus sudah mati dan bangkit/hidup kembali pada hari ketiga untuk menghapus dan mengampuni semua dosa-dosaku! Kalau kakak tanya tadi apa pekerjaan kami, kami hanya bisa jawab dan kasih tunjuk obat jualan kami ini sajanya ke kakak, dan kami juga adalah relawan Cinta Baca yang sedang mensurvei sekolah-sekolah PAUD dan TK untuk memfasilitasi buku-buku ke mereka yang memerlukan. Jadi tadi sekalian tanya-tanya hal itu ke ayah kakak. Begitunya, kak." Dia terdiam, dan singkatnya, dia pun langsung meminta maaf oleh karena kami terlebih dahulu menjelaskannya dengan kasih Kristus dan meminta maaf padanya sekalipun dalam hal itu kami tidak ada kesalahan apa pun, namun sebagai pengikut Yesus Kristus yang sejati, haruslah lemah lembut dan hormat serta dengan hati nurani yang murni dalam berkata-kata untuk mengabarkan Injil keselamatan-Nya (1 Petrus 3:15-16). Dalam situasi tersebut, puji Tuhan penulis berbicara dalam bahasa mereka.

Pengalaman apakah yang sudah dialami Anda bersama "Guru Bahasa Sejati" dalam pekabaran Injil?

2. "Membumilah" dalam Bahasa-bahasa Setempat

Kadang kala dalam hidup manusia berdosa, pun dalam hidup orang yang mengaku percaya timbul sifat keegoisan dalam mempelajari bahasa-bahasa setempat. Mengapa? Jawabannya adalah karena dosa.

Dosa masih membelenggu dan menguasai hidup mereka ketimbang Roh Kudus yang menguasainya. Setiap orang pasti pernah berkata secara terang-terangan maupun dalam hatinya, demikian: "Ah, ngapain aku harus bisa menguasai bahasa dia. Sukunya pun gak terkenal di dunia apalagi di Indonesia, bahasa sukunya pun susah untuk dimengerti, dan orang-orangnya pun kebanyakan orang jahatnya semua." Penulis pikir hal-hal perasaan semacam ini tidaklah asing lagi kita alami bukan! Bahkan secara jujur, penulis pernah mengalaminya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun