Mohon tunggu...
Aris Heru Utomo
Aris Heru Utomo Mohon Tunggu... Diplomat - Penulis, Pemerhati Hubungan Internasional, kuliner, travel dan film serta olahraga

Penulis beberapa buku antara lain Bola Bundar Bulat Bisnis dan Politik dari Piala Dunia di Qatar, Cerita Pancasila dari Pinggiran Istana, Antologi Kutunggu Jandamu. Menulis lewat blog sejak 2006 dan akan terus menulis untuk mencoba mengikat makna, melawan lupa, dan berbagi inspirasi lewat tulisan. Pendiri dan Ketua Komunitas Blogger Bekasi serta deklarator dan pendiri Komunitas Blogger ASEAN. Blog personal: http://arisheruutomo.com. Twitter: @arisheruutomo

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Setelah Bukber Terus HBH?

23 April 2024   14:49 Diperbarui: 23 April 2024   15:14 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Halalbihalal, sumber gambar: Aris Heru Utomo by AI

Ketika FB semakin banyak yang menggunakan dan keberadaan teman-teman lainnya terlacak di situs pertemanan ini, bukber atas nama reuni pun semakin sering dilakukan dan dilanjutkan dengan menyelenggarakan HBH (lagi-lagi atas nama reuni).

HBH merupakan tradisi bermaaf-maafan setelah Ramadan yang dimulai pada tahun 1948. Pada saat itu, kondisi perpolitikan pasca kemerdekaan mengalami gonjang ganjing dan para tokoh politik saling berkonflik. Kondisi yang apabila dibiarkan dap[at mengancam persatuan dan kesatuan bangsa yang baru saja diproklamasikan kemerdekaannya. Oleh karena itu, Presiden Sukarno meminta masukan agar mereka yang berseteru dapat berkumpul dan bersatu kembali.

Maka kemudian datanglah usulan HBH dari KH Abdul Wahab Hasbullah, seorang ulama pendiri Nahdatul Ulama, kepada Sukarno.. KH Wahab memperkenalkan istilah HBH pada Sukarno sebagai bentuk cara silaturahmi antar-pemimpin politik yang pada saat itu masih memiliki konflik.

Atas saran KH Wahab, pada Hari Raya Idul Fitri di tahun 1948, Sukarno mengundang seluruh tokoh politik untuk datang ke Istana Negara untuk menghadiri silaturahim yang diberi judul 'HBH' Melalui HBH, para tokoh politik akhirnya bertemu dan sling bermaafan tanpa gengsi.

Setelah saling bermaafan, para tokoh politik tersebut pun sepakat untuk membangun  kekuatan dan persatuan bangsa ke depan secara bersama-sama. Sejak saat itu, berbagai instansi pemerintah di masa pemerintahan Sukarno menyelenggarakan HBH.

HBH kemudian diikuti masyarakat Indonesia secara luas, terutama masyarakat muslim di Jawa sebagai pengikut para ulama. Hingga kini HBH menjadi tradisi di Indonesia, yamg tidak hanya dilakukan oleh para politisi, tetapi juga seluruh anggota masyarakat, bak HBH keluarga ataupun HBH dengan sesama teman semasa sekolah.

"Tapi inisiasi HBH kan mestinya dilakukan oleh pengurus WAG Taklim," tulis seorang teman dalam percakapan di sebuah WAG alumni sebuah sekolah, dimana selain terdapat WAG alumni sekolah terdapat pula WAG Taklim atau WAG lain sesuai hobby, misalnya WAG Olahraga.

"Lho siapa yang mengharuskan HBH diselenggarakan oleh pengurus WAG Taklim"," tulis yang lain

"Pengurus WAG Taklim memang bisa saja menyelenggarakan HBH. Tapi dalam konteks yang lebih luas, misalnya untuk anggota group WA keseluruhan misalnya WAG alumni teman-teman SMA, maka yang menyelenggarakan adalah pengurus ikatan alumni SMA. Kan gak semua anggota WAG alumni teman-teman SMA adalah juga anggota WAG Taklim," tulis yang lain menengahi.

"Benar juga, jadi kapan kita HBH?," tulis seorang anggota WAG alumni yang tampaknya sudah gak sabar untuk bersilahturahmi dengan teman-temanya.

"Sabar, kalau untuk bersilahturahmi kan tidak harus pakai nama HBH. Elo undang aja teman-teman di acara ultah lo. Kan elo ultah bulan ini," tulis seseorang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun