Mohon tunggu...
Yedija Luhur
Yedija Luhur Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Photographer

Based on Jakarta Greater Area i'm a full time photographer, specialized in portrait and company profile. also doing content creation at social media platform, website, and blogging.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Penetrasi Istilah Baru dalam Bahasa Indonesia

25 April 2024   10:16 Diperbarui: 25 April 2024   10:22 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
www.yedijaluhur.com (photograph by @yedijaluhur)

Bahasa merupakan sebuah hasil budaya yang berjalan selama bertahun-tahun. Sama seperti paham, ideologi, dan agama. Bahasa itu di "Import" ke negara2 lain sebagai produk hasil budaya dan ilmu pengetahuan.

Dalam kasus diatas, kita bisa mengenal istilah download, Handphone, Gadget, selfie, dll, dikarenakan perkembangan teknologi yang membawa bahasa tersebut memang berasal dari negara2 yang menggunakan bahasa inggris sebagai basis komunikasi mereka.

Simplenya, coba bayangkan jika misalkan Indonesia merupakan central dari teknologi komputer, handphone, patent2, software, dan perkembangan IT lainnya, maka sangat mungkin jika istilah unduh, swafoto, gawai, dll itu digunakan secara worldwide. Bayangkan jika Tim cook sedang presentasi nya dengan berkata "Lets introduce our newest, and greatest gawai we've ever made, gawai 17 pro !!"

Selain dari perkembangan teknologi dan bahasa yang menyertainya, bahasa juga disebarkan melalui literatur seperti buku, karya ilmiah, blog, atau tulisan formal produk politik (misalnya reformasi > reform, demokrasi > democracy, dll). Yang akar katanya hampir semua berasal dari bahasa inggris. Terutama di jaman modern ini, hampir semua karya ilmiah pun diterbitkan dalam bahasa inggris yang secara tidak langsung, menyebarkan bahasa itu sendiri.

Selain literatur, seni juga merupakan media yang sangat kuat dalam menyebarkan bahasa. Seni musik, puisi/pantun dan seni game khususnya. Aku sendiri banyak sekali belajar bahasa inggris dari game. Game merupakan motivasi pertamaku untuk belajar.

Atau contohnya seperti kemarin, ada konser taylor swift yang sangat booming. Apakah yang dia hasilkan hanyalah seni musik saja? tentu tidak. Dengan lagu2 dia yang menggunakan bahasa inggris, membuat orang yang tidak bisa berbahasa inggris dan tidak tertarik berbahasa inggris pun pasti akan belajar liriknya, dan bernyanyi bersama.

Trus konser BTS, Red Velvet, dan banyak K-band lainnya (juga termasuk Lagu-lagu jepang), apakah yang mereka tampilkan hanya seni musik dan seni tarinya ? TENTU TIDAK. Coba kalian perhatikan deh di setiap lyric lagu korea/jepang, mereka mungkin >50% menggunakan bahasa mereka sendiri, dan diselipkan bahasa inggris untuk beberapa bait atau kata2 atau skit nya saja. Dengan tujuan apa? Tentu saja untuk penetrasi market yang menggunakan bahasa inggris sebagai primary language mereka supaya mereka tertarik, atau setidaknya ada sedikit kata2 yang mereka paham dari lagu tersebut untuk bisa belajar lirik lengkapnya.

Selain seni musik, game juga memberikan peran yang sangat besar sekali dalam persebaran budaya bahasa ini. Aku sendiri belajar bahasa inggris bisa dibilang 75% nya dimulai dari game. Aku mencari walkthrough / panduan game di internet pun juga terpaksa harus menggunakan bahasa inggris, karena selain bahasa yang digunakan di game, juga artikel yang menulis panduan hanya tersedia dalam bahasa inggris, jadi ya mau gak mau aku belajar bahasa inggris secara tidak sadar.

Dan jika kita lihat dari sudut pandang lain, masih banyak sekali yang bisa dibahas tentang penyebaran bahasa melalui media2 ini. Selain bahasa, ada juga yang namanya "istilah". Aku tidak akan bahas terlalu jauh, tapi contoh2 dari istilah ini yang paling mudah adalah seperti penamaan nama ilmiah untuk mahkluk hidup seperti oryza sativa (padi), Zea mays (jagung), Allium sativum (bawang putih). Penamanaan tersebut menggunakan bahasa latin. Meski untuk spoken word, bahasa latin sudah sangat sedikit yang menggunakan, tetapi dalam penggunaan nya sebagai nama ilmiah mungkin akan bertahan lebih lama sampai kapanpun.


Lalu bagaimana kita harus menyikapi, jika nasionalis merupakan landasan pikiran dan sudut pandang yang kita pilih?

Menurutku, bahasa itu tidak seperti hukum yang bisa ditulis dan mengikat, juga tidak bisa dipaksakan. Tidak mungkin kan kita dihukum karena berbahasa / menggunakan istilah bahasa inggris?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun