Mohon tunggu...
anita joyodikromo
anita joyodikromo Mohon Tunggu... -

pgsd-uad

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Buruknya Pertelevisian di Indonesia

12 November 2014   20:23 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:57 1107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

BURUKNYA PERTELEVISIAN DI INDONESIA

Oleh : Anita

Universitas Ahmad Dahlan

Di Indonesia terdapat banyak sekalitelevisi swasta. Stasiun televisi ini memiliki nama masing-masing di hati pemirsa. Hal ini disebabkan karena tayangan-tayangan yang menarik yang ada di TV tersebut. Dari mulai film, berita, gosip, FTV, kartun, dan lain sebagainya. Tayangannya pun bervariasi, hampir tidak ada habisnya sebuah stasiuntelevisi terus membuat inovasi-inovasi untuk menaikkan peringkat. Salah satu inovasinya adalah menampilkan film barat dengan versi indonesia dan bahkan di buat sinetron stripping. Hal ini menambah daya tarik sebuah stasiun televisi. Banyaknya peminat dari sinetron-sinetron ini secara tidak langsung berdampak pada kehidupan penonton sehari-hari. Dialog-dialog yang diucapkan dalam setiap adegan yang di anggap baru dan lucu, akan menjadi kosa kata yang baru dalam komunikasi penonton sehari-hari. Ditambah pemutaran film-film maupun seri drama yang berasal dari luar Indonesia yang mendapat banyak respon positif dari penoton membuat stasiun televisi ini semakin menggebu untuk menciptakan atau menayangkan acara baru.

Kualitas dan kuantitas pertelevisian Indonesia meningkat pesat. Jutaan acara tayang setiap harinya. Acara televisi semakin beragam dan menarik. Banyak manfaat yang dapat diambil dari informasi yang ditayangkan dalam berbagai acara di televisi. Kita juga dapat menambah pengetahuan tentang beberapa informasi umum tentang kesehatan, penawaran produk dan masih banyak lagi. Tidak hanya sebagai hiburan saja , televisi juga dapat dijadikan referensi seperti contohnya untuk membeli sebuah barang. Televisi dalam sesi pariwara banyak penawarkan barang maupun jasa yang memiliki tujuan persuasif agar penonton tertarik untuk membeli barang maupun jasa. Televisi juga salah satu cara kita untuk melihat dunia yang berada disisi lain.

Seiring kemajuan pertelevisian di Indonesia, muncul penghargaan-penghargaan untuk acara TV maupun pemain dalam sebuah acara ditelevisi tersebut. Namun di sisi lain pertelevisian indonesia dipertanyakan kualitasnya. Banyak acara yang seharusnya tidak patut di tayangkan. Seperti penayangan drama seri India pada siang hari, pada jam dimana waktu anak-anak menonton televisi. Selain kekerasan yang ditampilkan, dari segi kostumpun tidak pantas ntuk disaksikan anak-anak. Selain dapat merusak moral, tayangan ini bisa membawa pengaruh buruk terhadap psikologis anak. Anak menjadi meniru apa yang dia lihat, dampak yang bisa terlihat yaitu kedewasaan anak yang tidak sesuai dengan usia anak. Dampaknya juga cenderung pada arah yang negatif. Contohnya seperti anak menjadi nakal, pemarah, sibuk dengan dunianya sendiri, dan tidak cakap dalam bersosialisasi. Dengan kecenderungan anak yang suka meniru, hal ini menjadi PR berat utuk orangtua dalam memantau anaknya ketika menonton televisi.

Kisah-kisah dalam FTV yang kebanyakan menceritakan tentang segerombol anak sekolah berseragam yang kerjaannya berdandan, berkelahi, bertengkar, menentang guru atau orangtua, belanja, berpacaran dan lain sebagainya harusnya menjadi sorotan penting dalam menggambarkan suasana sebuah sekolah. Pengandaian dalam cerita terlalu berlebihan, ditambah pakaian-pakaian yang dikenakan oleh segerombolan anak itu bisa dikatakan terlalu fulgar. Dengan rok mini, baju ketat, dan make up berlebihan seakan merusak citra seorang siswa dari sebuah sekolah yang mempunyai tugas belajar. Konflik yang terjadipun dapat ditebak, dan di ulang-ulang dalam berbagai judul yang berbeda.

Masih banyak hal lagi yang memperburuk citra pertelevisian yang seutuhnya. Tayangan yang tidak layak tampil pada jam-jam tertentu malah semakin banyak. Memang dituntut sebuah kedewasaan dalam mengambil informasi dalam tayangan televisi. Namun bagaiman jika anak yang menonton tayangan televisi. Seorang anak belum bisa membedakan mana yang benar atau yang patut ditonton dan mana yang salah yang tidak patut ditonton. Anak hanya menelan mentah-mentah apa yang dilihat dan didengar olehnya tanpa menyaring informasi tersebut.

Dari segi mendidik, sebuah acara haruslah memenuhi syarat dan seleksi yang ketat untuk ditayangkan agar benar-benar dapat mendidik. Diharapkan industri pertelevisian di Indonesia mampu menyuguhkan acara yang baik dan mendidik. Acara televisi yang dianggap mendidik dapat berupa kuis- kuis interaktif. Selain itu, dapat juga di buat film animasi yang mengandung nilai- nilai keagamaan, kesopanan, pendidikan, serta tidak bertentangan dengan budaya Indonesia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun