Melalui konser akbar Metallica yang diadakan di Gelora Bung Karno pada 25 Agustus yang lalu, promotor Blackrock Entertainment berhasil menepis semua keraguan masyarakat dan pihak sponsor akan konser yang berakhir rusuh. Sekaligus membuka mata pihak luar kalau Indonesia, khususnya Jakarta, sangat kondusif dan siap menerima kedatangan artis-artis manca negara lainnya.
[caption id="attachment_291639" align="alignnone" width="300" caption="ROOOOCK!!!"][/caption]
Blackrock Entertainment digagas oleh Jay Alatas, Taye Masyhur, dan Krishna Raditya di tahun 2011. Saat itu mereka sudah mapan di bisnisnya masing-masing. Contohnya Taye, lulusan Tafe Institute di Melbourne Australia ini sudah menjabat sebagai CEO di perusahaan property Albros Land Development. Tapi berkat ketertarikan dan kedekatan mereka dengan dunia musik dan entertainment, tawaran-tawaran untuk menjadi promotor sering berdatang. Penasaran mencoba tawaran-tawaran itu, akhirnya mereka sepakat membentuk Blackrock Entertainment.
[caption id="attachment_291641" align="alignnone" width="300" caption="40ribu lebih penonton memadati GBK"]
Mengenai pemilihan nama Blackrock, Taye yang lahir pada 1 Januari 1972 mengungkapkan, “Blackrock asalnya dari batu hitam hajar aswat di Kabah, Mekah, Saudi Arabia, kiblatnya umat Islam, jadi sama sekali tidak berhubungan dengan musik Rock.” Buktinya event pertama yang diselenggarakan adalah ‘Jakarta FantastiKPop Festival 2011’ yang menghadirkan artis-artis dari Korea Selatan, seperti 2AM, miss A, San E, Lee Hyun, dan JOO. Walaupun tidak menceritakan bagaimana detailnya, tapi berkat show yang diadakan di Istora Senayan pada tanggal 18 Juni 2011 itu mereka rugi serugi-ruginya.
Tapi mereka masih belum kapok, saat mendapat tawaran untuk mendatangkan David Foster, mereka langsung mengambilnya, padahal David baru konser di Jakarta satu tahun sebelumnya (2010). Tak dinyana, konser yang bertajuk “Hit Man Returns: David Foster & Friends” yang diadakan di Plenary Hall Jakarta Convention Center itu sukses. Semua tiket terjual habis, termasuk puluhan tiket Diamond seharga 12 juta Rupiah. Blackrock pun meraih keuntungan dan memutuskan untuk melanjutkan bisnis promotor ini. “Semua loss di belakang ter-cover, akhirnya kita sepakat untuk lanjut. Seandainya David Foster ini gagal juga, kita pasti sudah berhenti, ” katanya.
[caption id="attachment_291644" align="alignnone" width="300" caption="Tongkrongan Metal, hati Indonesia"]
Tahun 2012 menjadi tahun yang produktif bagi Blackrock Entertainment. Beragam artis dari berbagai genre musik, seperti L'Arc~en~Ciel dari Jepang, The Iron Maidens, Seconhands Serenade, Christinna Peri, dan Jason Mraz dari Amerika. Tidak hanya itu, Blackrock Entertainment juga menjadi promotor konser Noah Born to Make History, Mahakarya Ahmad Dhani Dewa 19, juga pertandingan sepak bola Indonesia VS Valencia di tahun yang sama. Dari sekian banyak event yang dilakoninya sepanjang 2012, Taye dan teman-teman Blackrock akhirnya menyadari bahwa bisnis ini memang penuh resiko dan tidak selamanya untung. “Kami belajar dari senior, seperti mas Adrie Subono (Java Musikindo), mereka tidak selamanya untung, tapi juga tidak takut loss. Karena kami selalu berpikir positif kalau di event berikutnya bisa menang (untung)”, ujar Taye.
Sejak dari tahun 2012 itu Blackrock sudah mendapat tawaran dari manajemen Metallica. Tapi Taye dan kawan-kawan masih belum yakin dan menanggapi positif tawaran itu. “Masa iya mereka mau ke sini lagi setelah rusuh 93?,” selalu jadi pertanyaan yang menghantui mereka. Tapi akhirnya mereka mulai menanggapinya secara serius, dan mulai melakukan perhitungan detail.
Di Januari 2013, Blackrock yang memiliki 20 orang karyawan ini hanya mengerjakan satu artis manca negara saja, yakni Weezer. Itu pun bekerja sama dengan 3 promotor lain: Marygops Studios, StarD Protainment, dan Asia Live. Masuk ke Februari 2013, tanggapan dari agen Metallica semakin serius. “Mereka minta kita booking tempat, terus mereka mita kita kasih DP (uang muka). Karena sudah terlanjur ya sudah kita sanggupi,” kenang Taye. Masuk ke bulan Juni, Blackrock sudah menerima surat bukti kalau mereka sudah mendapatkan Metallica, tapi lagi-lagi mereka masih belum percaya. “Kita kontak lawyer kita di Singapura, kita bikin perjanjian. Akhirnya kita benar-benar deal dan dapat kejelasan di awal Juli,“ terang Taye.
Tapi saat itu waktu yang tersisa kurang dari 2 bulan saja. Waktu yang sangat singkat untuk memenuhi deretan technical rider dari grup sekaliber Metallica. Mereka minta perangkat barikade lengkap, didukung 3.000 aparat keamanan, belum lagi permintaan peralatan sound system sempurna yang tidak mudah didapat di Indonesia. Di minggu kedua Juli, tiket mulai dijual, dan keajaiban pun dimulai. Dari 52.000 tiket yang dijual, 5.000 lembar sudah habis di hari pertama, padahal saat itu sudah masuk bulan puasa. Masih ada ketakutan besar kalau animo masyarakat tidak maksimal.
Ditambah lagi terjadi ledakan di Vihara Ekayana, Jakarta Barat, awal Agustus. Suasana saat itu masih penuh dengan ketidak pastian, antara jadi atau tidak. Beruntung tidak ada travel warning dari Kedutaan Besar Amerika. Mereka bahkan turut mengundang band yang beranggotakan James Hetfield, Lars Ulrich, Kirk Hammett, dan Robert Trujillo untuk jamuan makan malam. Sayangnya pihak Metallica terpaksa menolak undangan itu karena jadwal yang padat. Untuk mengantisipasi ancaman bom, pihak manajemen meminta ditambah tim penjinak bom di sekitar Gelora Bung Karno.
Saat perizinan keluar di minggu kedua Agustus, tiket sudah terjual 25.000 lembar. Sampai hari pertunjukan, sudah terjual lebih dari 40.000 tiket. Bukan karena tiket yang belum habis terjual, tapi Taye mengkhawatirkan Metallica yang belum juga mendarat. “Rasanya deg-degan banget. Orang di stadiun sudah puluhan ribu, tapi bandnya belum mendarat,” ujar Taye.
Alwi Alatas, dari Blue Score Music Production yang juga berada di bawah naungan Blackrock Entertainment menjelaskan, “Metallica datang jam 4 sore dari Singapura, mereka mendarat di Halim. Jam 5 lihat stage, trus mandi-mandi, konser jam 8 malam, setelah itu mereka langsung kembali ke Singapura dan nginap di sana.”
Konser pun akhirnya berjalan dengan baik. Tidak ada kerusuhan dan semuanya puas. Termasuk Gubernur DKI Joko Widodo dan promotor senior Adrie Subono yang malam itu menonton dan berjingkrak bersama 30.000 penonton di kelas festival. Bayang-bayang kerusuhan sudah lewat dan berita sukses ini tersiar sampai ke manca negara.
Setelah Metallica, masih akan ada banyak persembahan lagi dari Blackrock untuk penikmat musik manca negara. Taye sendiri sempat membocorkan beberapa nama, seperti Bon Jovi dan Kiss, namun belum ada tanggal pastinya.
[caption id="attachment_291645" align="alignnone" width="300" caption="Krishna, Jay Alatas, & Metallica"]