Mohon tunggu...
Wachid Hamdan
Wachid Hamdan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Sejarah, Kadang Gemar Berimajinasi

Hanya orang biasa yang menekuni dan menikmati hidup dengan santai. Hobi menulis dan bermain musik. Menulis adalah melepaskan lelah dan penat, bermusik adalah pemanis saat menulis kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Penyandang Disabilitas Gen Z dan Hidup Mandiri, Kini Masih Bagai Mimpi

21 April 2024   07:06 Diperbarui: 23 April 2024   17:45 387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi-- Penyandang disabilitas tuna grahita mengikuti pelatihan pembuatan kerajinan dari kain yang diwarnai dengan teknik shibori di kompleks Pusat Rehabilitasi Yakkum, Kecamatan Ngaglik, Sleman, DI Yogyakarta, Rabu (11/12/2019). (KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO)

Mandiri adalah sebuah keadaan hidup yang barang tentu menjadi target kehidupan tiap manusia. Memiliki pekerjaan sesuai minat bakat, berkeluarga, dan menggapai tiap cita-cita adalah hal yang lazim ditempuh setiap generasi manusia. 

Namun, entah mengapa kondisi mandiri ini agaknya terjal sekali prosesnya bagi generasi Z. Begitu pula gen z yang menyandang disabilitas. Bukan hanya terjal, tapi kadang bagai mimpi belaka.

Secara pemahaman dasar, kemandirian dapat dipahami dengan suatu perilaku yang dapat ditunjukan dengan kemampuan untuk berinisiatif, mengatasi masalah yang terjadi, dan dapat menjalankan berbagai kegiatan dengan baik, sehingga dapat memenuhi kebutuhan pribadi ataupun kepentingan umum. Dengan hal itu, manusia dapat lebih merdeka dalam memutuskan, melakukan, dan mengaktualisasi hidupnya .

Bila meninjau dari Sophie Bethune dalam risetnya yang diterbitkan American Psychological Association pada Januari 2019 di Amerika, menyatakan generasi Z sangat rentan terkena gangguan kesehatan mental. 

Beberapa persentase yang dipaparkan menunjukkan permasalahan yang kompleks. Mulai dari permasalahan kejahatan, diskriminasi, pekerjaan, pengaruh media sosial, dan sejenisnya. Hal ini tentunya berdampak besar pada proses menggapai hidup mandiri generasi ini, tidak terkecuali para penyandang disabilitas.

Masalah dan Tantangan Mental Disabilitas Gen Z yang Lebih Kompleks

Bila cita-cita itu dikaitkan dengan tujuan masa depan, bagi para penyandang disabilitas keadaan mandiri pun menjadi cita-cita. Bahkan generasi Z yang non-disabilitas pun mengalami masalah kompleks, seperti: krisis mental, tekanan, hegemoni media sosial, depresi, dan permasalahan lainnya, membuat generasi Z sering terbentur pada keadaan yang rumit. 

Hal tadi juga terjadi pada kaum disabilitas. Hanya porsi tadi masih ditambah dengan masalah penerimaan diri, minder, dan minimnya pendampingan disabilitas yang bisa didapat secara mudah.

Belum lagi gen Z disabilitas harus melewati masalah klasik, seperti diskriminasi, kurangnya penerimaan sosial, stigma negatif, dan aksesibilitas, yang sampai kini masih menghajar tanpa ampun. 

Kadang benturan itu masih ditambah dengan orang tua yang tidak bisa mengarahkan dan tidak mau pusing mencari alternatif solusi masalah bagi anggota keluarga yang menyandang disabilitas. Mereka terkadang hanya melarang, menjaga, dan membatasi, seperti keadaan seekor burung yang dipenjara di sangkar emas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun