Mohon tunggu...
UMI KULSUM
UMI KULSUM Mohon Tunggu... Guru - GURU SDN 2 LOGANDU KARANGGAYAM

Saya suka bersama anak anak , senang membaca serta berharap selalu mendapat ilmu baru

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Sekolah Inklusi Membawa Imajinasi

26 April 2024   14:35 Diperbarui: 28 April 2024   15:52 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pendidikan inklusi (centro  riau)

1.  Apa itu Pendidikan inklusi 

"Pendidikan inklusif yang kita ketahui bersama adalah sistem layanann pendidikan yang mengatur agar siswa dapat dilayani di sekolah terdekat, di kelas reguler bersama sama dengan teman seusianya. Tanpa harus dikhususkan kelasnya, siswa dapat belajar bersama dengan aksebilitas yang mendukung untuk semua siswa tanpa kecuali difabel". 

Sekolah di daerah perdesaan yang jauh dari keramaian mendapatkan kepercayaan mendidirikan Sekolah Inklusi sejak tahun 2020. Sejak adanya Surat Keputusan tersebut guru dan kepala sekolah selalu diberi pelatihan tentang inklusi. Pelatihan tersebut dilakukan untuk pengemabngan pendidikan yang lebih baik.

2. Mengikuti Pelatihan Guru Pembimbing Khusus (GPK)

Pada tahun 2020 beberapa guru mendapat undangan diklat Guru Pendidikan Khusus (GPK) di suatu daerah berkumpul dengan sekolah lainya yang mendapat kepercayaan melayani Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) tersebut.  Pelatihan tersebut mendapatkan ilmu pengetahuan tingkat dasar inklusi. Selama 3 hari di sana guru guru selalu antusias mengikuti pencerahan dari mentor. Pertemuan dengan teman teman luar kota membuat tambah saudara dan menambah wawasan dapat bertukar pikiran. Materi disampaikan sejak tanggal 3 hingga 5 Maret 2020 waktu itu sangat berkesan karena ini menjadi pengalaman yang menyenangkan dan berkesan bagi guru.

Dari 3 hari itu dibagi kelas menjadi beberapa kelas. Di dalam ruang kelas mendapatkan kelas yang berbeda beda bersama mentor yang bertugas luar biasa. Ada dari salah satu pengawas SLB di daerah setempat . Dalam pendidikan inklusi ini guru dituntut untuk mengembangkan wawasan  tentang pentingnya inklusi di sekolah tersebut.

SD reguler yang mendapat kepercayaan menerima Anak Kebutuhan Khusus ( ABK) harus memiliki SK yang berlaku saat itu. Dengan jumlah murid termasuk  sedang dan berlatar belakang yang bervariasi. Dalam kegiatan pelatihan GPK itu ada 3 tingkatan yaitu tingkat dasar, tingkat mahir dan lanjutan.

3. Senangnya  di sekolah inklusi 

Yang dapat dirasakan sekali bahagianya di sekolah inklusi karena di sini  dapat memahami dan menyadari bahwa setiap anak mempuanyai hak untuk belajar bersama. Belajar dengan siapapun , kapanpun tidak ada bedanya yang terpenting adalah bersama menjalin kolaborasinya. Terlebih anak juga tidak diperlakukan secara diskriminatif. Sebagai Guru Pembimbing Khusus sekaligus guru kelas tidak pernah membedakan satu sama lain. Semua diperhatikan sesuai kebutuhanya masing masing. Anak Berkebutuhan Khusus tidak boleh diperlakukan yang berbeda justru harus kita rangkul untuk merasakan indahnya belajar bersama tanpa ada sekat di antara kita

Ketika di ruang kelas semua mata tertuju padanya, rasanya sedih kalau kondisi seperti itu terus menerus dilalui. Seorang ABK akan merasa tersendiri dan  hanya mampu memendam rasa kurang percaya diri dalam diri. Sebagai guru harus mampu memberi kesempatan meningkatakan rasa percaya diri dengan cara bermain peran atau sekedar mengajak bermain. Selain itu tidak ada alasan yang sah untuk memisahkan pendidikan terhadap ABK. Anak istimewa tersebut selalu diperhatikan , beri kesempatan untuk maju. Jika butuh bantuan selalu segera tanggap. Biasanya prestasinya lebih baik dari yang kita kira. Banyak contohnya di luar sana yang bisa kita lihat. Pensdidikan inklusi berpotensi  mengurangi rasa kekhawatiran , membangun rasa persahabatan, saling mengharagai dan memahami.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun