Oleh: Toni Pratama, SE, MM
Sepanjang hidupku selama 40an tahun, aku sudah menyaksikan matahari terbit puluhan ribu kali. Namun baru sekali itu aku sampai menitikkan airmata bahagia kala melihat sang surya menampakkan dirinya di ufuk Timur. Sunrise di Puncak Bromo, Jawa Timur, Indonesia memang magis. Dijamin akan menjadi pengalaman tak terlupakan sepanjang sejarah hidup kita.
Perjalanan sepanjang 50an KM dari kota Malang menuju ke Bromo memakan waktu sekitar lebih dari 2 jam dengan kendaraan jeep. Petualangan ini dimulai dari waktu tengah malam sehingga mataku masih terkantuk-kantuk. Aku sendiri sebenarnya masih cukup lelah karena baru tiba dari acara puncak Kirab Pemuda 2018 di kota Blitar. Namun semua kepenatan itu sirna saat menyaksikan agungnya lanskap Bromo Tengger Semeru yang terbentang 800 Km dari ketinggian 2.300 meter di atas permukaan laut. Awan putih yang bergulung-gulung membuat suasana seperti di atas Nirwana.
Selain mengagumi kemegahan terbitnya mentari pagi, aku dan beberapa teman juga menyusuri eksotisme Pasir Berbisik dan Kawah Bromo sambil berburu foto instagenik. Kami juga mengunjungi Pura Luhur Poten yang merupakan asimilasi budaya Jawa dan Bali yang disatukan oleh agama Hindu. Yang tidak kalah menariknya adalah menikmati pesona Bukit Teletubbies dan Padang Savana yang menampilkan panorama alam seperti tempat syuting film trilogi terkenal, The Lord of The Rings.
Apakah Anda ikut histeris saat Chris Martin Coldplay menyapa penonton dengan pantun Pinjam Seratus? Rasa takjub yang sama namun dikalikan seribu baru sebanding dengan sapaan Batara Surya di pegunungan Bromo. Seolah Sang Penguasa Alam hadir di depan mata dan menyapa, "Selamat pagi, wahai Anandaku! Apa kabarmu hari ini?"
Tanpa terasa air mataku menetes dan kakiku bersujud, "Aku baik-baik saja, wahai Batara Agung!"
