Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id- www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Eid Mubarak 124: Efek Bandwagon Pasca Idul Fitri

4 Mei 2024   07:55 Diperbarui: 4 Mei 2024   08:10 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Idul Fitri, sebagai perayaan penting bagi umat Muslim di seluruh dunia, seringkali menjadi momen yang dinanti-nantikan. Namun, di balik keceriaan dan kebersamaan, pengeluaran yang meningkat selama periode ini dapat memberikan dampak signifikan terhadap ekonomi keluarga. Dalam konteks ekonomi, Idul Fitri tidak hanya merupakan sebuah ritual keagamaan, tetapi juga sebuah fenomena sosial yang menggerakkan aktivitas ekonomi dalam berbagai aspek.

Pengeluaran Idul Fitri merupakan segala bentuk pengeluaran yang dilakukan oleh suatu keluarga dalam rangka mempersiapkan dan merayakan Hari Raya Idul Fitri. Pengeluaran ini meliputi berbagai aspek kehidupan mulai dari persiapan kebersihan diri dan rumah, pembelian pakaian baru (lebaran), makanan khas Idul Fitri, hingga memberikan sumbangan kepada yang membutuhkan (zakat fitrah atau sedekah).

Jenis-jenis Pengeluaran Idul Fitri:

  1. Pengeluaran untuk Pakaian Lebaran: Salah satu aspek penting dari perayaan Idul Fitri adalah tradisi membeli pakaian baru. Pengeluaran ini dapat mencakup pembelian baju muslim, sarung, mukena, dan perlengkapan lainnya yang akan dipakai selama perayaan.
  2. Pengeluaran untuk Makanan Khas Idul Fitri: Idul Fitri juga identik dengan hidangan khas yang disajikan untuk merayakan keberkahan dan kebersamaan. Pengeluaran ini meliputi pembelian bahan makanan untuk menyajikan hidangan seperti ketupat, opor ayam, rendang, kue-kue kering, dan lain sebagainya.
  3. Pengeluaran untuk Kebutuhan Rumah Tangga: Selain persiapan pribadi dan makanan khas, pengeluaran Idul Fitri juga mencakup kebutuhan rumah tangga secara umum. Ini termasuk pembelian barang-barang kebutuhan sehari-hari seperti bahan pokok, kebutuhan kebersihan, dan dekorasi rumah untuk merayakan Idul Fitri.
  4. Pengeluaran untuk Transportasi dan Perjalanan: Bagi keluarga yang merayakan Idul Fitri dengan pulang kampung atau berkunjung ke kerabat, pengeluaran juga termasuk biaya transportasi dan akomodasi selama perjalanan.
  5. Pengeluaran untuk Sumbangan atau Sedekah: Sebagai bagian dari tradisi sosial dan keagamaan, banyak keluarga juga mengalokasikan sebagian dari pengeluaran mereka untuk memberikan sumbangan kepada yang membutuhkan, baik dalam bentuk zakat fitrah, sedekah, atau bantuan kepada fakir miskin.

Contoh Pengeluaran Idul Fitri pada Suatu Keluarga:

Sebagai contoh, keluarga A mengalokasikan sebagian besar dari anggaran mereka untuk pengeluaran Idul Fitri sebagai berikut:

  1. Pembelian Pakaian Lebaran: Rp 2.000.000 untuk membeli baju muslim baru untuk seluruh anggota keluarga.
  2. Pembelian Makanan Khas Idul Fitri: Rp 1.500.000 untuk membeli bahan makanan dan bumbu-bumbu untuk menyajikan hidangan tradisional Idul Fitri.
  3. Pengeluaran untuk Kebutuhan Rumah Tangga: Rp 1.000.000 untuk membeli kebutuhan rumah tangga dan dekorasi rumah.
  4. Biaya Transportasi dan Perjalanan: Rp 1.500.000 untuk biaya tiket transportasi pulang kampung dan akomodasi selama liburan Idul Fitri.
  5. Sumbangan atau Sedekah: Rp 500.000 untuk disalurkan sebagai zakat fitrah dan sedekah kepada yang membutuhkan.

Total pengeluaran Idul Fitri keluarga A adalah Rp 6.500.000. Angka ini dapat bervariasi tergantung pada ukuran keluarga, tingkat pendapatan, dan preferensi pribadi masing-masing keluarga. Namun, pengeluaran tersebut mencerminkan komitmen dan nilai-nilai yang diyakini oleh keluarga dalam merayakan Idul Fitri dengan penuh kegembiraan dan keberkahan.

Salah satu dampak utama dari pengeluaran Idul Fitri adalah meningkatnya konsumsi barang dan jasa, mulai dari pakaian baru hingga pernak-pernik perayaan. Fenomena ini sering kali mengakibatkan lonjakan permintaan di sektor ritel, yang dapat memberikan dorongan bagi pertumbuhan ekonomi lokal. Namun, di balik kilauan pertumbuhan tersebut, terdapat pula tantangan yang perlu dihadapi oleh banyak keluarga.

Pertama-tama, meningkatnya pengeluaran selama periode Idul Fitri dapat mengakibatkan tekanan keuangan bagi sebagian keluarga, terutama mereka yang memiliki keterbatasan sumber daya. Data dari Bank Indonesia menunjukkan bahwa pengeluaran konsumsi rumah tangga cenderung meningkat secara signifikan menjelang dan selama bulan Ramadan serta Idul Fitri. Namun, peningkatan ini tidak selalu diimbangi dengan peningkatan pendapatan, sehingga dapat menimbulkan risiko overleveraging dan kesulitan finansial jangka panjang bagi sebagian keluarga.

Selain itu, fenomena pengeluaran Idul Fitri juga dapat memicu efek pengeluaran yang tidak terencana atau impulsif. Dalam teori ekonomi perilaku, konsep ini dikenal sebagai "efek bandwagon" di mana individu cenderung mengikuti tren atau norma sosial tanpa pertimbangan yang matang. Hal ini dapat mengakibatkan pengeluaran yang tidak rasional dan mengganggu perencanaan keuangan jangka panjang.

Dalam ilmu ekonomi, konsep "efek bandwagon" merujuk pada fenomena di mana individu cenderung mengikuti tindakan atau perilaku yang sedang populer atau umum di masyarakat, tanpa mempertimbangkan secara rasional atau independen. Efek bandwagon mencerminkan adanya tekanan sosial atau normatif yang mendorong seseorang untuk mengikuti arus mayoritas, terlepas dari pertimbangan individual atau kepentingan yang lebih baik.

Dalam konteks pengeluaran Idul Fitri, efek bandwagon dapat terjadi ketika individu atau keluarga merasa perlu untuk mengikuti tren konsumsi yang berlebihan atau mewah yang umum terjadi selama periode ini. Misalnya, ketika melihat tetangga atau teman-teman mereka membeli pakaian baru yang mahal atau mengadakan pesta besar-besaran, individu atau keluarga lain cenderung merasa terdorong untuk melakukan hal yang sama, bahkan jika hal tersebut melebihi kemampuan finansial mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun