Mohon tunggu...
Syahrial
Syahrial Mohon Tunggu... Guru - Guru Madya

Guru yang masih belajar dari menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Membangun Jembatan Integritas: Mencetak Generasi Penerus Bermartabat

4 Mei 2024   19:29 Diperbarui: 4 Mei 2024   19:29 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Pendidikan yang berintegritas adalah kunci untuk melahirkan generasi penerus bangsa yang bermartabat dan bebas dari korupsi."

Pendidikan merupakan pilar penting dalam membangun generasi muda yang berintegritas dan bermartabat. Namun, realita yang terungkap dari Indeks Integritas Pendidikan 2023 sungguh memprihatinkan. Indeks yang hanya mencapai level 2 dari skala 5 menunjukkan bahwa karakter dan perilaku integritas di kalangan peserta didik masih bersifat parsial dan belum tertanam secara utuh. Angka tersebut mencerminkan adanya kesenjangan besar antara upaya menanamkan nilai-nilai antikorupsi dengan praktik di lapangan.

Meski sebagian peserta didik mungkin menunjukkan perilaku sesuai nilai-nilai antikorupsi, masih banyak yang belum menerapkannya secara konsisten. Hal ini disebabkan kurangnya keteladanan dari para pendidik sebagai figur panutan dan sumber inspirasi bagi peserta didik. Realita ini semakin mengkhawatirkan mengingat para pemangku kebijakan seperti guru, dosen, dan kepala sekolah pun belum sepenuhnya memperlihatkan keteladanan nilai-nilai antikorupsi dalam perilaku sehari-hari.

Masih ditemukan kasus absensi tanpa alasan yang jelas dari kalangan pendidik, serta kecurangan akademik yang merongrong integritas lembaga pendidikan. Praktik-praktik semacam ini tentu saja bertentangan dengan nilai-nilai integritas yang seharusnya dijunjung tinggi oleh seorang pendidik. Bagaimana mungkin kita berharap peserta didik memiliki integritas tinggi jika para pendidiknya sendiri tidak menunjukkan keteladanan?

Perilaku koruptif bahkan tak hanya terjadi di lingkungan peserta didik, tetapi juga dalam tata kelola pendidikan itu sendiri. Gratifikasi, pungutan liar, kolusi dalam pengadaan barang dan jasa, serta nepotisme dalam penerimaan siswa baru masih kerap terjadi di berbagai lembaga pendidikan. Praktik-praktik tercela ini tentu saja menjadi contoh buruk bagi para peserta didik dan merusak upaya membangun integritas sejak dini.

Menghadapi situasi ini, kita perlu menyadari bahwa pendidikan bukan hanya sekedar transfer ilmu pengetahuan, tetapi juga pembentukan karakter dan kepribadian yang utuh. Jika kita gagal menanamkan nilai-nilai integritas sejak dini, maka kita akan kehilangan generasi muda yang bermartabat dan berintegritas tinggi. Generasi muda yang terdidik namun tidak berintegritas hanya akan menjadi boomerang bagi kemajuan bangsa di masa depan.

Oleh karena itu, upaya membangun integritas di dunia pendidikan harus dilakukan secara komprehensif dan masif. Hal pertama yang perlu dilakukan adalah menjadikan para pendidik, baik guru maupun dosen, sebagai teladan dalam menerapkan nilai-nilai antikorupsi dan integritas. Mereka harus menunjukkan konsistensi antara apa yang diajarkan dengan perilaku sehari-hari, sehingga peserta didik dapat melihat dan mencontoh sikap tersebut secara nyata.

Selain itu, kurikulum pendidikan juga harus menekankan pentingnya integritas dan nilai-nilai antikorupsi, tidak hanya sebagai materi teoritis, tetapi juga praktik nyata dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran dengan metode partisipatif, seperti diskusi, simulasi, dan studi kasus konkret akan lebih efektif dalam menanamkan nilai-nilai tersebut dibandingkan dengan metode ceramah yang pasif.

Pihak sekolah dan perguruan tinggi juga harus memastikan adanya sistem pengawasan dan penegakan aturan yang ketat untuk mencegah praktik-praktik koruptif dalam tata kelola pendidikan. Sanksi tegas harus diberlakukan bagi siapa pun yang terbukti melakukan pelanggaran, tanpa pandang bulu. Dengan demikian, budaya integritas dapat tumbuh dan berkembang secara konsisten di lingkungan pendidikan.

Keterlibatan orangtua dan masyarakat dalam mengawasi jalannya pendidikan juga sangat penting untuk membangun ekosistem integritas yang kuat. Orangtua harus proaktif dalam mengawasi perkembangan putra-putrinya, serta memberikan bimbingan dan keteladanan dalam menanamkan nilai-nilai integritas di rumah. Sementara masyarakat dapat berperan sebagai pengawas eksternal yang memberikan masukan dan kritik membangun bagi lembaga pendidikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun