Mohon tunggu...
Sunan Gunung Djati Blogger UIN SGD Bandung
Sunan Gunung Djati Blogger UIN SGD Bandung Mohon Tunggu... -

Sunan Gunung Djati adalah Harian Online Blogger Sunan Gunung Djati. Semula berawal dari Komunitas Blogger Kampus UIN SGD Bandung yang terbentuk pada tanggal 27 Desember 2007. Sejak 9 Februari 2009 dapat mengudara di Jagat Internet. Staff Redaksi: Pimpinan Umum: Ibn Ghifarie| Pimpinan Redaksi: Sukron Abdilah| Pengelola dan Keamanan Website: Badru Tamam Mifka, Zarin Givarian, Ahmad Mikail| Desain: Nur Azis| Kontributor Tetap: Pepih Nugraha (Senin-Ngeblog), Neng Hannah (Selasa-Gender), Bambang Q Anees (Rabu-Filsafat), Asep Salahudin (Kamis-Kesundaan), Afif Muhammad (Jumat-Teologi), ASM Romli (Sabtu-Media) Tim Susur Facebook: Cecep Hasanuddin, Reza Sukma Nugraha Tim Susur Blog: Amin R Iskandar, Jajang Badruzaman, Dasam Syamsudin, Dudi Rustandi. Seputar Redaksi: redaksi@sunangunungdjati.com Ayo Ngeblog, Ayo Berkarya! Selengkapnya klik www.sunangunungdjati.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Imbau dan Andal, Bukan Himbau dan Handal!

6 Februari 2010   05:08 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:04 950
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sunan Gunung Djati-Saya bukan ahli bahasa, juga bukan orang yang digaji pemerintah, rakyat, atau APBN/APBD untuk mengurusi masalah bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Saya hanya sering merasa heran, masih saja banyak pelanggaran kaidah tata bahasa, utamanya menyangkut penulisan kata baku sesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD).

Saya juga sering bertanya-tanya, setahu saya, kok tidak ada upaya dari lembaga bahasa atau mereka yang digaji untuk ”membenahi” atau “menertibkan” tata cara berbahasa kita selama ini. Padahal, secara kasat mata, banyak sekali kesalahan dalam penggunaan atau penulisan kata.

Di antara kesalahan itu adalah penulisan kata “imbau” dan “andal”. Setahu saya, kata yang benar/baku adalah “imbau” dan “andal”. Tapi, simak saja di berbagai media massa, termasuk televisi, masih saja ada yang menulis kedua kata tersebut dengan “himbau” dan “handal”, misalnya “Himbauan/Menghimbau kepada masyarakat…” dan “Jaringan Handal”.

Yang benar, setahu saya, adalah “Imbauan/Mengimbau” dan “Jaringan Andal”. Jadi, tanpa huruf  “h”. Kesalahan tersebut karena satu atau dua hal, yakni ketidaktahuan dan kemalasan. Tidak tahu bahwa yang benar adalah “imbau” dan “andal” atau malas mengecek penulisan kata yang benar atau baku menurut EYD.

Mestinya, kalau memang “pihak berwenang” menetapkan yang baku adalah “imbau” dan “andal”, maka “pihak berwenang” itu (lembaga atau pusat bahasa?) segera menegur atau mengoreksinya, bukan diam saja! Mudah-mudah sudah dilakukan, saya aja yang ‘gak tau…! Tapi kok, masih saja terjadi. Tu liat deh ada iklan… “Jaringan Handal”!

Yang bikin iklan juga, gak teliti amat sih! Apa mungkin penulis naskah menulis begini… “kartu ini handalan Anda dalam berkomunikasi” atau “kartu kami dapat dihandalkan”? Kagak enak ‘kan, nulis gini, “Wayne Rooney adalah striker handalan MU”? He he… gaya bahasa saya dalam posting ini jadi gaya obrolan (spoken) ya? Salah juga ya? Ngawur secara tata bahasa ya? Wasalam. (www.romeltea.com).*

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun