Mohon tunggu...
Riza Gassner
Riza Gassner Mohon Tunggu... lainnya -

...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Jero Wacik Mengabdi Negara Berbuah Penjara

29 November 2015   22:57 Diperbarui: 30 November 2015   10:41 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

¤

Jero Wacik, 1 Oktober 2005 sosok jebolan ITB kelahiran Singaraja Bali ini tersentak kaget ketika menerima telephone dari kemenakannya yang mencari nafkah sebagai guide merangkap sopir taksi bagi turis mancanegara yang tengah berlibur di Bali. Di telephone, sang kemenakan memberitahu bahwasanya ada bom berkekuatan besar baru saja menghantam Kuta. Jero tak percaya begitu saja, tapi kemenakannya bersikeras dengan mengatakan biji matanya sedang berada tepat didepan puing-puing bangunan yang luluh lantak porak poranda. Sesaat tercenung, Jero segera menelepon Kapolda Bali yang ketika itu dijabat oleh I Made Mangku Pastika. Mungkin karena tengah menghadapi kejadian yang luarbiasa, Kapolda hanya menjawab singkat, "Benar, Pak Menteri!"

 Satu hal yang bergelayut di benak Jero, adakah korban dan berapa banyak banyak? Bagaimana keluarga mereka? Dan bagaimana pula sektor pariwisata kedepan? Industri ini akan segera kolaps bila ia gagal meramu strategi mengatasi krisis dalam waktu cepat. Bukan hanya hotel dan resto bahkan, sektor perbankan akan mengalami nasib serupa karena banyaknya pemain di sektor ini yang merugi tidak sanggup bayar pinjaman. Belum lagi para petani dan pedagang yang mensuplai kebutuhan hotel dan resto. Ditambah, banyak kontraktor yang akan terhenti ditengah pekerjaan membangun atau merenovasi destinasi wisata. Sudah pasti rupiah juga akan terpuruk. Sebagai Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Kabinet Indonesia Bersatu (2004-2009), beban besar ada di pundak Jero!

 Benar saja! Tengah tercenung, ia mendapat telepon dari Presiden SBY dan wakil Presiden Jusuf Kalla. Perintah keduanya, Jero saat itu juga harus segera berangkat ke Bali melalui damarkasi Halim Perdana Kusumah. Sampai di Bali di lokasi kejadian, Presiden dan Wapres berduka dan Jero terisak jauh dalam diam. Bagaimanapun, ia adalah putera Bali. Bali adalah tanah kelahirannya dan Bali adalah kampung halamannya, dimana dulu ia kerap duduk dipangkuan sang ibu juga, ditimang timang oeh sang ayah. Hatinya menjerit, teror memang telah membuat Bali terguncang tetapi, Bali tidak boleh dan tidak akan pernah karam!

 SBY memberi perintah, "Kita berduka, dunia berduka tapi kita tidak boleh kecewakan rakyat. Bali harus segera pulih!" Jero segera mendirikan Pusat Management Krisis. 1000 lebih awak media seluruh dunia berdatangan, Jero jelaskan mulai dari penanganan korban, pemburuan kawanan pelaku teror, peningkatan pengamanan setiap destinasi wisata hingga media dunia bersuara sama, Indonesia relative aman bagi kunjungan. Kurang dari 10 minggu peristiwa Bali kembali normal bahkan turis turis bertambah tambah seiring dengan tertangkapnya kawanan pelaku teror oleh pihak kepolisian.

Memimpin Pusat Managemen Krisis bukan barang baru bagi Jero, musibah Tsunami Aceh telah memberinya pelajaran berharga. Sempat Media ibukota menjuluki Indonesia dengan sebutan Negeri Seribu Bencana. Tetapi tangan dingin Jero dan kerja keras pegawai Instansi yang dipimpinnya tetap membuat Indonesia ramai dikunjungi Turis. Puas dengan kerja Jero membangun sekaligus membenahi pariwisata, SBY kembali memintanya bergabung sebagai Menteri ESDM (Energi Sumber Daya Mineral) dalam KIB jilid 2 (2009-2014).

 Bila saat Jero menjadi Menteri Kebudayaan & Pariwisata hartanya bertambah berlipat ganda karena pat gulipat duit negara, sudah barang tentu SBY tak akan sudi memintanya memimpin Kementerian ESDM. Itu sama saja bunuh diri politik! Mana mungkin SBY mengangkat orang yang sebelumnya doyan kasak kusuk duit Negara untuk mengurusi Kementerian ESDM? Bukankah ESDM termasuk lahan gemuk dan basah? Ribuan Trilyun mengalir dari sektor ini! 1% saja duit negara bila di pat gulipat Menteri, pastilah sang Menteri akan kaya raya luarbiasa! Dan citra Presiden yang mengangkat Menteri berkarakter demikian pastilah akan hancur lebur!

SBY ingin KIB jilid II bersih dan sehat sehingga bisa bekerja cepat, efektif juga maksimal. Tetapi, muncul angin century yang berhembus kuat. KIB II menjadi target Media dan LSM anti korupsi. Seakan tertuding, semua Menteri yang diangkat SBY pasti matanya ijo dan semuanya doyan pat gulipat duit negara! Saat itu terbentuk opini fatamorgana, semakin banyak pejabat tinggi disekitar SBY dijebloskan semakin tinggi pula citra penyidik!

Meski cuaca terasa berbahaya untuk pergi mengarungi samudera dan banyak kolega menasehati, Jero tak takut angkat sauh teruskan berlayar. Pengabdiannya pada Negara tak bisa berhenti. Bagi Jero, apalagi yang mau dicari selain, berbuat yang terbaik untuk negara dan bisa menjadi kebanggaan yang diteladani oleh anak cucu. Hanya satu yang dipikirkan Jero, menjadi Menteri ESDM berarti harus bisa melipatgandakan penerimaan negara bukan sebaliknya, pat gulipat duit negara hingga harta benda keluarga jadi berlipat-lipat!

Banyak kontrak karya yang dievaluasi dan dinegosiasi ulang. Sebut saja diantaranya, kilang Tangguh, blok Cepu dan lain-lain. Ratusan trilyun pertahun bertambah mengalir ke kas negara. Menurut hitungan Jero, selama 10 tahun menjadi Menteri Kebudayaan&Pariwisata dan Menteri ESDM, lebih 1000 Trilyun tambahan mengalir ke kas negara (baca disini). Sebagai jebolan ITB, belasan tahun bekerja di United Tracktor dan mantan pengusaha villa dan bungalow di seantero Bali, urusan hitung menghitung Jero ahlinya. Sesungguhnya, telah ia paparkan di hadapan banyak awak media dan juga dimuka sidang pengadilan hitungan kongkrit tambahan 1000 Trilyun itu dengan harapan terbukanya alam pikiran positif bahwa, jika Jero berniat pat gulipat duit negara tentunya bukan cuma berkisar 7 milyaran duit DOM (Dana Operasional Menteri) sebagaimana yang di dakwakan padanya. Jero begitu percaya diri bahwa, ia tak pernah merekayasa, merencanakan, merancang maupun pernah memiliki sebersit niatan berbuat jahat pada negara, mencuri uang rakyat!

Dibalik jeruji cipinang, Jero tetap bersuara lantang menantang setiap pejabat untuk berpikir positif tidak takut berbuat bhakti, mengabdi dan berjuang untuk negara meskipun upahnya adalah penjara dan ditangisi keluarga. Ekonomi tak boleh terpuruk karena pengambil kebijakan takut disalahkan dalam penggunaan uang negara. Pejabat jangan cuma berani isi absensi dan ambil gaji. Dunia usaha tak boleh ambruk, kurs mata uang jangan sampai terpuruk, cegah harga bahan pokok mencekik dan pembangunan harus terus maju pesat! Pejabat jangan takut, yakinlah Tuhan Yang Maha Kuasa tak akan pernah salah hitung!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun