Mohon tunggu...
Ratih Purnamasari
Ratih Purnamasari Mohon Tunggu... Konsultan - Tata Kota

Engineer | r.purnamasari16@gmail.com | Ratih antusias pada isu perkotaan, lingkungan, kebencanaan, smart city, blockchain dan big data. Sebagiaan ide dirangkum di mimpikota.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Kabupaten Klaten Terancam Bangkrut?

20 Agustus 2013   14:33 Diperbarui: 24 Juni 2015   09:04 333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_282135" align="aligncenter" width="300" caption="Potensi Pertanian Kab.Klaten (dok.pri)"][/caption]

Kekhawatiran negara Cina akibat kebangkrutan kota Detroit, Negara Bagian Michigan, Amerika Serikat membuat Partai Komunis Cina menjadi lebih cermat dan tanggap menyikapi kebangkrutan tersebut, dengan memerintahkan audit terhadap keuangan seluruh propinsinya. Sebelum bangkrut, Detroit dikenal sebagai kota industri otomotif terkemuka. General Motors, Ford merupakan mobil kelas dunia yang dihasilkan dari industri otomotif Detroit. Namun belakangan, produksi mobil murah Jepang yang menembus pasar Eropa dan Amerika mematikan industri otomotif Detroit.

Detroit mengandalkan pajak daerah pada industri otomotif, akibatnya ketika industri ini gulung tikar secara perlahan melemahkan perekonomian kota. Kondisi ini diperparah dengan manajemen keuangan yang tidak proporsi. Terlalu banyak pengeluaran pemerintah untuk pembayaran uang pensiun yang mencapai hingga 36 trilyun, sedangkan pembiayaan gaji karyawan aktif yang harus dibayar setiap tahun hanya 10,2 trilyun.

Selain masalah industri, permasalahan kependudukan disuatu wilayah, daerah dan kota dapat mempengaruhi kondisi perekonomian di tempat tersebut. bahkan dapat dikatakan penduduk merupakan salah satu arah penentu kebijakan perekonomian suatu daerah. Di Indonesia beradasarkan data Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA) menyebutkan bahwa terdapat 183 kabupaten di Indonesia yang mengeluarkan dana untuk belanja pegawai yang sangat tinggi dibandingkan belanja modal dan barang.

Kabupaten Klaten berada di urutan ke-empat sebagai darah yang menggelontorkan dana untuk belanja pegawai yang cukup tinggi untuk pegawai hingga 69,9% sedangkan belanja barang dan belanja modal hanya 11%. Kondisi APBD seperti ini menggambarkan bahwa sebagian besar dana keuangan Klaten hanya digunakan untuk pembayaran gaji pegawai. Masuknya Klaten sebagai kabupaten yang terancam bangkrut berdasarkan sistem pengelolaan keuangan daerah, menjadi pertanyaan besar bagi saya. Pada tahun 2012, ketika melakukan tugas lapangan di Kab.Klaten, saya melihat bahwa potensi sumber daya alam pada sektor pertanian, perikanan, perkebunan merupakan sektor paling potensial. Kondisi fisik alam Klaten menjadi mendukung pengembangan sumberdaya alam untuk peningkatan perekonomian daerah. Bahkan salah satu kecamatan di Klaten menjadi brand beras ternama di Klaten dan Jawa Tengah, yakni beras Delanggu.

Pada aspek kependudukan, penduduk usia lanjut di Kab. Klaten terbilang cukup tinggi. Klaten bahkan dijuluki sebagai kota pensiunan. Kondisi ini menggambarkan terdapat ketidakseimbangan antara kinerja perkembangan wilayah dengan usia produktivitas penduduk. Data menunjukkan bahwa pada tahun 2010 jumlah usia produktif di kabupaten Klaten yang tertinggi berada pada usia 15-19 tahun. Sedangkan populasi kelompok umur usia 65+ tertinggi kedua.

[caption id="attachment_282124" align="aligncenter" width="300" caption="Penduduk berdasarkan kel.umur Kab.Klaten (data diolah)"]

13769787172096074718
13769787172096074718
[/caption] Jumlah penduduk usia produktif (15-64 tahun) di Kabupaten Klaten sejumlah 871.754 jiwa atau 66,7%. Usia muda atau anak-anak (0-14 tahun) sebanyak 316.351 jiwa atau 24,21% dan usia tua (>65 tahun) sebanyak 118.794 jiwa atau 9,09%. Berdasarkan data tersebut maka dapat diketahui angka beban ketergantungan sebagai berikut :

Rasio beban ketergantungan = jumlah usia <15 thn + jumlah usia >64 thnx 100

Jumlah usia 15-64 th

Dari perhitungan tersebut bisa disimpulkan bahwa setiap 100 orang usia produktif harus menanggung 50 orang usia tidak produktif. rasio pendaftaran anak sekolah di tingkat SLTP dan SLTA terbilang sangat rendah, faktanya rasio pendaftaran anak sekolah tingkat SD hingga 75%, memasuki tingkat  SLTP  dan SLTA hanya 30-40%, jika ada yang mencapai > 50%, umumnya pelajar yang berada di ibukota kabupaten Klaten.

Sistem Perekonomian Wilayah Klaten

Gambaran tentang perekonomian kabupaten klaten dapat diketahui dari produk domestik regional bruto per kapita kabupaten klaten masih rendah, selain itu Kabupaten Klaten masih dihadapkan pada jumlah penduduk miskin yang masih tinggi. Meskipun dalam kurun waktu 2006 sampai dengan 2010 terjadi penurunan jumlah penduduk miskin, dimana pada tahun 2006 peresentase jumlah penduduk miskin 22,99 jiwa dan pada tahun 2010 peresentase jumlah penduduk miskin 17,47, tapi hal ini masih tergolong tinggi jika dibandingkan dengan jumlah penduduk miskin secara keseluruhan di Provinsi Jawa Tengah.

[caption id="attachment_282132" align="aligncenter" width="300" caption="perbandingan jumlah pend.miskin Kab.Klaten dan Jawa Tengah (dok.pri, data diolah)"]

13769814451611299830
13769814451611299830
[/caption]

Sistem perekonomian Klaten berdasarkan analisis studi tipologi wilayah, ditemukan terdapat 18 Kecamatan yang termasuk kecamatan tertinggal. analisis ini membagi 2 daerah berdasarkan dua indikator utama, yaitu pertumbuhan ekonomi daerah dan pendapatan atau PDRB/kapita daerah. Dengan menggunakan rata-rata pertumbuhan ekonomi sebagai sumbu vertikal dan rat-rata PDRB/kapita sebagai sumbu horizontal.

Kecamatan yang diamati dapat diklasifikasikan menjadi empat kelompok, yaitu daerah kecamatan maju dan cepat tumbuh (high growth and high income), daerah/kecamatan maju, tetapi tertekan (high income but low growth), daerah kecamatan berkembang cepat (high growth but low income), dan daerah relatif tertinggal (low growth and low income).

[caption id="attachment_282125" align="aligncenter" width="300" caption="Klasifikasi Pertumbuhan Ekonomi/Kecamatan Kabupaten Klaten 2012 (dok.pri,hasil olah data)"]

13769792961941527232
13769792961941527232
[/caption]
1376979644633597274
1376979644633597274
1376979897144182184
1376979897144182184

Potensi sumber daya alam yang dimiliki kabupaten Klaten belum memberi kontribusi signifikan bagi perekonomian masyarakatnya. Industri pengolahan untuk sumberdaya alam belum berkembang dikabupaten Klaten. Industri yang berkembang sebagian besar adalah industri rumah tangga yang bersifat temporer. Beberapa industri rumah tangga seperti batik dan gerabah hanya dilakoni ketika masyarakat tidak lagi bertani. Pesona pariwisata alam juga belum terlalu diminati. Letak geografis dan secara administrasi, Klaten terletak diantara dua kota besar yakni Solo dan Yogyakarta. Klaten menjadi kota perlintasan antara keduan kota tersebut, sehingga pertumbuhan perekonomian masyarakat sangat lambat dibandingkan dengan kabupaten lainnya.

Letak wilayah yang diapit oleh dua kota besar tidak lantas menjadi sebuah “kutukan geografis” bagi Klaten. Potensi besar Klaten di bidang pertanian, perkebunan dan perikanan dapat berkembang pesat untuk meningkatkan perekonomian di Klaten. Jenis komoditi pada sektor perkebunan yang cukup maju di Klaten adalah jagung. Meningkatkan perekonomian kabupaten sangat bergantung pada kemampuan pengelolaan sumberdaya alam secara berkelanjutan. Pengembangan industri terpadu pengolahan jagung di Klaten memiliki peluang yang sangat besar. Secara potensi fisik alam, Klaten memiliki keunggulan meliputi kualitas jenis tanah dan iklim yang mendukung pengembangan pertanian jagung. Pengolahan jagung yang dapat terpakai habis dapat menghasilkan industri baru lagi seperti industri pengolahan tongkol dan pakan ternak dari limbah jagung. Selain itu permintaan jagung di beberapa negara seperti Thailand, dan India juga cukup tinggi.

Selanjutnya tugas besar yang dilakukan pemerintah daerah adalah isu pengelolaan keuangan daerah. Belanja modal dan belanja barang sangat diperlukan untuk pembangunan sebagai cita-cita dan perwujudan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. city brand yang didengungkan oleh kemendagri merupakan sinyal bagi setiap daerah untuk mengenali setiap potensi daerah dan merumuskan arah pembangunan ekonomi apa yang akan dijalankan. Klaten belum menemukan poin penting ini, banyak potensi SDA yang tidak dikembangkan dengan inovasi kreatif seperti menciptakan industri pengolahan SDA terpadu. Menganggap bahwa nilai PDRB yang disumbangkan oleh sektor pertanian sebagai sektor “perahan” nampaknya tidak berlebihan. Ya, disatu sisi pemerintah hanya menghitung seberapa besar “kontribusi” sektor pertanian untuk PDRB Klaten. Pertanyaannya adalah sektor pertanian yang dimkasudkan dalam data statistik seperti apa?, jika hasil bumi tersebut kemudian diekspor, lantas Klaten mendapatkan apa. Petani selamanya hanya akan jadi petani, dan Klaten selamanya hanya akan jadi Kabupaten penghasil padi, tembakau, jagung tok. Tentu sangat disayangkan jika terjadi hal demikian, tidak mudah memang dan dibutuhkan konsistensi tinggi para aparatur pemerintah untuk menyelamatkan daerah mereka dari kebangkrutan.

[caption id="attachment_282130" align="aligncenter" width="590" caption="Peta Skema Sebaran Industri Pengolahan Jagung di kab.Klaten (Dok.pri dan olah data)"]

1376980455398924981
1376980455398924981
[/caption]

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun