Mohon tunggu...
Anugrah Kusumo
Anugrah Kusumo Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Lahir di Bogor tahun 1979. Telah selesai menjalani studi PhD di Pusan National University, Busan, Korea Selatan. Topik riset "Path planning and control for multiple robots". Sangat tertarik pada implementasi robotika untuk membantu tugas-tugas yang sulit dilakukan manusia.\r\nSaat ini mengabdikan diri di Surya University (http://www.surya.ac.id), Serpong, Tangerang sebagai peneliti di bidang robotika dan juga sebagai pengajar di Program Studi Physics - Energy Engineering (PEE).

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Beratkah Mempublikasikan Paper di Jurnal Ilmiah Internasional?

2 Agustus 2012   18:31 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:18 7649
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Termotivasi oleh curhatan seorang teman, dosen di sebuah perguruan tinggi di Indonesia, yang mengatakan bahwa dia minder untuk mengirim paper ke jurnal ilmiah internasional (selanjutnya saya sebut saja "jurnal ilmiah"), saya coba tuliskan apa yang saya ketahui tentang publikasi jurnal ilmiah pada kesempatan kali ini. Teman saya ini merasa bahwa dia tidak mampu membuat paper yang bermutu, dengan bahasa Inggris yang baik, dan karena teman saya ini seorang dosen teknik, dia juga tidak percaya diri karena sulitnya melakukan eksperimen karena ketiadaan fasilitas.

Kata-kata yang saya tebalkan di atas menjadi kata kunci yang menarik. Tetapi sebelum membahas kata-kata kunci tersebut, mari kita tinjau dahulu satu pertanyaan mendasar ini:

Mengapa dosen / peneliti / mahasiswa /akademisi harus membuat paper ke jurnal internasional? Bukankah ke jurnal nasional saja cukup?

Sebelum menjawab pertanyaan di atas, saya ingin tekankan satu hal berikut: kalau kita (dosen, peneliti, mahasiswa, akademisi) ingin melihat kemampuan kita menganalisa masalah, membuat solusi masalah, menjelaskannya kepada orang lain, membuat paper ke jurnal ilmiah adalah WAJIB hukumnya. Lebih baik lagi juga Anda setorkan paper Anda ke jurnal internasional, karena karya Anda akan dinilai oleh reviewer-reviewer internasional, sehingga diharapkan ada komentar-komentar konstruktif yang Anda dapatkan.

Tidak ada cara lain? Ada, tetapi dengan membuat paper ke jurnal ilmiah, buah pikiran kita akan lebih terarah sehingga semakin obyektif dan komprehensif, karena dalam proses publikasi jurnal ilmiah, terjadi proses peer-reviewing. Mengenai reviewing ini, saya pernah bahas di Kompasiana juga. Silakan kunjungi link ini. Saya juga pernah bercerita tentang pengalaman saya me-review paper orang lain di sini.  Singkatnya, paper yang kita setorkan ke jurnal ilmiah akan direview, dalam artian dinilai, apakah paper kita layak untuk dipublikasi. Jika masih belum layak, maka besar kemungkinan paper kita akan ditolak. Tetapi yang paling penting adalah kita mendapat feedback berupa saran-saran bagaimana sebaiknya paper kita itu dikembangkan.

Pada artikel ini, saya ingin memfokuskan diri pada tiga kata kunci yang teman saya sebutkan pada paragraf pertama: mutu paper, bahasa Inggris, kekurangan fasilitas riset. Bagian terakhir akan membahas tips agar paper Anda memiliki peluang untuk dapat dipublikasikan di jurnal internasional.

1. Mutu paper

Sebenarnya paper yang bermutu itu yang bagaimana sih? Yang jelas, paper tersebut bukan paper plagiasi. Jangan coba-coba menjadi plagiat! Hukumannya sangat berat. Anda bisa di-black list oleh sebuah jurnal. Dan sialnya, jika jurnal tersebut merupakan bagian dari grup yang lebih besar, misalnya IEEE, maka Anda dapat juga di-black list di jurnal-jurnal lainnya di bawah grup tersebut. Lebih parah lagi, jika grup jurnal yang lain juga ikut-ikutan mem-black list nama Anda.

Mutu paper juga dilihat dari kontribusi. Bagaimana mengukur kontribusi? Gampang-gampang susah. Satu hal yang harus Anda lakukan untuk dapat menghasilkan kontribusi adalah membaca sebanyak mungkin publikasi terkini (sekitar 2-5 tahun terakhir). Kontribusi dapat merupakan inovasi kecil, pengembangan dari inovasi yang sudah ada, atau malah merupakan ide baru yang sangat signifikan.

Tetapi secara praktek, dapat saya katakan bahwa "mutu paper" telah berubah makna menjadi "mutu paper berdasarkan pengamatan reviewer". Jadi, jika reviewernya terlalu "baik", bisa jadi paper Anda yang sebetulnya kurang memberi kontribusi, dapat saja menjadi paper yang bermutu. Sebaliknya, jika reviewernya terlalu "killer", paper Anda yang sangat brilian pun sulit untuk dipublikasikan. Jadi, subyektifitas terhadap mutu paper sangat tinggi pada semua jurnal ilmiah.

Jadi apa yang dapat disimpulkan dari sini? Saran saya kepada Anda: jangan kuatir tentang kualitas paper Anda. Setor segera paper Anda ke jurnal yang Anda tuju! Masalah mutu, itu biarlah para reviewer yang menilai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun