Mohon tunggu...
Ninik Sirtufi Rahayu
Ninik Sirtufi Rahayu Mohon Tunggu... Penulis - suka nulis dan ngedit tulisan

Ninik Sirtufi Rahayu, (Ni Ayu), gemar disapa Uti. Lahir 23 November di Tulungagung, domisili di Malang, Jawa Timur.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bila si Belo Belalang Bertapa

4 Mei 2024   14:53 Diperbarui: 4 Mei 2024   14:54 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Bila si Belo Belalang Bertapa

Oleh: Ninik Sirtufi Rahayu

Fajar menyingsing di ufuk timur dengan indahnya. Kuning jingga bersembur merah menyala jauh di timur sana. Kawanan hewan pun sudah terbangun dari tidurnya. Seekor belalang bernama Belo masih bertengger di balik daun ilalang di sebuah taman.

"Masih dingin," begitu kata hatinya. "Baiklah aku diam saja di sini dahulu sampai matahari menghangatkan sayapku!" senandika alias katanya di dalam hati.

Tiba-tiba melintaslah seekor kupu-kupu yang hendak mencari madu bunga liar. Demi dilihatnya belalang yang masih diam, kupu-kupu bernama Kupi menyapanya dengan suara halus, "Selamat pagi, Belo sahabatku!"

"Pagi juga kupu jelita!" jawab Belo sambil menguap manja.

"Kamu pasti sudah meminum embun pagi ini, ya! Waahh, ... tentu segar rasanya, tetapi mengapa kamu masih mengantuk?"

"Ehe he he ... iya, mataku masih berat, nih. Dingin banget pagi ini, Kupi kawanku nan rupawan!" jawab Belo sambil menggeliat.

"Ahhh, .... Ayolah segera beraktivitas, jangan malas!" kata Kupi menyemangatinya. "Aku juga ingin segera mengisap madu bunga matahari di barat sana. Ayolah bangun, jangan malas!" lanjutnya pula.

Tiba-tiba dilihat oleh Belo sayap Kupi mengkilat ditimpa sinar mentari yang pagi ini mulai berpendar. Sinar yang menerobos di antara daun waru dan daun jambu hutan itu membuat sayap Kupi tampak berkilau indah. Apalagi segala warna di dunia ada di sana. Ada hitam, biru cerah, biru dongker, ungu, hijau, kuning, jingga, putih, juga bulatan merah indah.

Ketika dikepakkan warna itu aduhai indahnya. Belum lagi sepasang antena melengkung menggulung di ujung menghiasi wajahnya, menambah kecantikannya kian sempurna dipandang netra.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun