Mohon tunggu...
Yohanes Patrio
Yohanes Patrio Mohon Tunggu... Buruh - Pekerja Harian Lepas

Seorang kuli yang gagal jadi sarjana. Blog : www.yokonikopinion.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Perjalanan Timnas Indonesia U - 23 Dalam AFC U - 23 : Capaian, Apresiasi Dan Harapan Kededepan

4 Mei 2024   21:18 Diperbarui: 4 Mei 2024   21:27 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Perhelatan kompetisi sepak bola Asia (AFC) under 23 telah usai. Turnamen yang diselenggarakan di Qatar itu ditutup dengan laga final antara Jepang U-23 melawan Usbekistan U-23. Sama-sama mengusung permainan yang disiplin dan atraktif, Jepang mampu menumbangkan Usbekistan dengan skor tipis 1-0 dan berhasil keluar sebagai juara. Meskipun Usbekistan mendapat penalti pada menit 90+5, penjaga gawang Jepang berhasil menepisnya.

Sementara itu, timnas Indonesia U-23 harus puas duduk di posisi keempat setelah kalah 1-2 dari Irak dalam perebutan tempat ketiga. Kekalahan ini mempersempit peluang mereka untuk tampil dalam Olimpiade Paris bulan Juni mendatang. Mereka harus melalui jalan terjal, yakni satu pertandingan play-off melawan semifinalis dari benua Afrika Barat, Guinea. Jika saja pada kompetisi AFC CUP kemarin Indonesia berhasil minimal menempati posisi ketiga alias menang melawan Irak, mereka tidak harus repot bermain di laga play-off, yang diprediksi bakal lebih sulit ditaklukkan karena hampir lebih dari separuh penggawa Guinea merumput di Eropa. Selain itu, fisik yang kuat dengan nafas yang panjang akan semakin mempersulit timnas Indonesia untuk kembali mencatatkan sejarah baru.

Apresiasi untuk Timnas Indonesia U-23

Terlepas dari apakah nanti timnas Indonesia berhasil terbang ke Paris, kita para pecinta sepak bola dan penggemar timnas seharusnya merasa puas dengan hasil yang mereka peroleh selama berpartisipasi dalam turnamen AFC CUP Qatar 2023. Selain melampaui target dari PSSI itu sendiri, mereka juga mencatat sejarah baru dalam kompetisi ini dengan menempati posisi keempat, menjadikan Indonesia sebagai satu-satunya tim debutan yang sampai pada posisi itu sejak kompetisi dimulai pada 2013 silam. Selain itu, bagi timnas Indonesia sendiri, ini merupakan kali pertama mereka sampai pada babak semifinal dalam kompetisi bergengsi se-Asia.

Beberapa pemain juga layak mendapat kredit khusus, seperti Nathan Tjoe yang bahkan rela melakukan perjalanan pulang-pergi Qatar-Belanda. Hal ini karena klub tempatnya bermain di Belanda, Eredivisie Heerenveen, hanya memberi izin untuk membela timnas selama tiga pertandingan saja. Ketika Indonesia mampu menembus babak 8 besar, sesuai perjanjian, Tjoe harus kembali ke klubnya. Namun melalui lobi yang dilakukan oleh PSSI, ia akhirnya diizinkan kembali bergabung bersama timnas. Meski harus melakukan perjalanan panjang selama kurang lebih 12 jam dari Qatar-Belanda dan kembali lagi ke Qatar, hal ini tidak berpengaruh terhadap performanya selama sisa pertandingan yang ia ikuti bersama timnas. Bahkan saat melawan Irak, perjuangan yang dilakukannya sungguh luar biasa. Big respect untuk Nathan Tjoe.

Harapan Untuk Timnas Kedepan


Untuk kedepannya, Indonesia butuh banyak pembenahan, baik dari segi taktik maupun fisik. Selain itu, jam terbang yang minim juga turut mempengaruhi performa timnas ketika bermain dalam laga-laga krusial. Tampak ketika berhadapan dengan skuad yang lebih diperhitungkan dalam kompetisi, penggawa timnas terkesan gugup, yang membuat mereka sering kehilangan bola. Ego yang masih tinggi dari beberapa pemain juga menjadi perhatian, karena hal ini dapat berpengaruh terhadap kinerja tim terutama dalam laga krusial.

Selain itu, semoga para pemain dapat mengurangi kesalahan-kesalahan kecil yang seharusnya tidak perlu, yang berpotensi merugikan mereka dalam pertandingan selanjutnya.

Seandainya Rafael Struick tidak mendapat akumulasi kartu kuning yang berlebih setelah laga lawan Korea Selatan, tentu saja ini tidak akan merugikan timnas saat berhadapan dengan Usbekistan di semifinal. Dan kehilangan Struick menjadi salah satu kelemahan ujung tombak timnas saat berhadapan dengan Usbekistan.

Dalam laga melawan Guinea besok, kemungkinan laga akan dilaksanakan secara tertutup, tanpa kehadiran suporter. Namun kita berharap itu tidak mengurangi semangat timnas untuk tetap berjuang dan membawa Indonesia lolos ke Olimpiade 2024 bulan Juni mendatang di Paris. Semangat, dan bravo sepak bola.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun