Mohon tunggu...
Leonardo Sandan
Leonardo Sandan Mohon Tunggu... profesional -

Hanya seorang biasa yang hobi menelaah berbagai peristiwa di sekelilingnya. Pecinta dunia Foto & Film (aktif) yang sangat hobi membaca serta keluyuran di dunia maya.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora featured

ASI Eksklusif, Anjuran yang Kerap Menjadi Doktrin

3 Juni 2010   20:22 Diperbarui: 2 Agustus 2016   10:11 3327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Shutterstock

ASI Ekslusif.....

Saya rasa sudah tidak perlu dijelaskan apa kehebatannya. Karena bisa dijamin, hampir semua ibu paham sekali dan dengan fasih akan menjelaskan kegunaan ASI secara gamblang. Baik dari hasil survey sendiri via internet, bisik-bisik tetangga, petuah orang tua atau gempuran tips dari Dokter & Bidan saat proses melahirkan.

Petuah dari WHO pun memperkuat semangat ini, dan memang 100% tidak diragukan kebenarannya. Semua mengobarkan semangat ASI Eksklusif dengan menggebu-gebu. Saking bersemangatnya, sampai secara tidak sadar telah terbentuk doktrin dikalangan para ibu maupun tenaga Medis ; bahwa ASI Ekslusif adalah hal wajib yang tidak bisa ditawar. Bisa atau tidak, harus bisa ! (Saya kalau lagi konsul ke dokter Obgyn atau Anak di berbagai RS, pasti ketemu yang seperti ini. Minimal satu Konsulen)

Tapi apakah seperti itu ? Benarkah seorang ibu harus bisa memberikan ASI secara ekslusif kepada sang bayi yang berusia dibawah 6 bulan? Jika tidak, akan berdampak buruk pada pertumbuhan sang bayi, baik mental, kecerdasan maupun fisik?

Secara kasat mata, pertanyaan seperti ini yang banyak menghantui para ibu yang sedang kesulitan melakukan manajemen ASI Eksklusif. Pengalaman saya  dan mendengar keluhan beberapa teman, ternyata sangat banyak ibu yang tidak mampu melakukan ASI Eksklusif dan mereka merasa terbeban dengan kenyataan tersebut.

Karena selain khawatir dengan pertumbuhan sang bayi, mereka juga mendapat cercaan dan tanggapan sinis dari lingkungannya. Baik sesama ibu di lingkungan rumah maupun tenaga medis (Dokter, Bidan, Suster) saat pemeriksaan rutin di Balai Kesehatan (Rumah Sakit, Puskesmas, Klinik dll.).

Seolah mereka adalah ibu yang gagal dan malas berusaha, padahal demi kebaikan sang bayi. Sebelum terlalu jauh membahas topik ini, terlebih dahulu dijelaskan  bahwa saya sama sekali tidak menyangkal kehebatan ASI. Saya akui penuh kedahsyatannya.

Betul sekali bahwa Tuhan tidak pernah menciptakan sesuatu yang sia-sia, dan ASI memang diciptakan sebagai makanan bayi yang paling sempurna. Ada banyak buku yang menjelaskan perihal keunggulan ASI Eksklusif. Ada banyak orang yang siap menjelaskan apa dan bagaimana cara pemberian ASI Eksklusif.

Namun adakah penjelasan, dalam kondisi seperti apa ASI Eksklusif bisa diterapkan ?

WHO dalam situs resminya menjelaskan :

"Exclusive breastfeeding is recommended up to 6 months of age, with continued breastfeeding along with appropriate complementary foods up to two years of age or beyond."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun