Mohon tunggu...
Janet Vilia Pokiro
Janet Vilia Pokiro Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

suka dengerin musik

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Dalam Diamku

10 Mei 2024   14:40 Diperbarui: 10 Mei 2024   14:41 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ketika aku membuka mata setiap pagi, aku tidak hanya membuka mataku untuk melihat dunia, tetapi untuk menghadapi realitas pahit bahwa hidup ini bukanlah ladang bunga yang mudah dijelajahi. Aku adalah perempuan di dunia yang penuh dengan stereotip dan batasan yang sempit. Di mata mereka, aku hanyalah seorang perempuan yang seharusnya berada di rumah, merawat anak-anak, dan memasak di dapur.

Tetapi kehidupan tidak memilih gender. Ketenangan rumah tangga dan sentuhan lembut anak-anak adalah mimpi yang jauh dari jangkauanku. Sebaliknya, aku berjuang di medan yang seharusnya didominasi oleh laki-laki. Pekerjaan kasar, keringat, dan luka-luka yang menjadi tanda perjalanan hidupku.

Setiap langkah yang kurasakan di atas tanah ini adalah langkah yang penuh dengan tantangan dan kerja keras. Meskipun punggungku sering terasa terbebani oleh beratnya tanggung jawab yang seharusnya tidak menjadi bagian dari aku, aku tidak pernah menyerah. Aku menolak untuk menjadi korban dari pandangan sempit mereka.

Meski keringat dan lelah adalah teman setia sehari-hari, aku tidak pernah kehilangan kepercayaan diri. Karena di dalam hatiku terbakar api yang tak terpadamkan, keinginan untuk membuktikan bahwa aku bisa melakukan segalanya, bahkan ketika dunia bersikeras bahwa aku tidak bisa.

Jadi, ketika aku meletakkan kepala di atas bantal setiap malam, aku tidak membiarkan diriku dilanda keputusasaan. Aku membiarkan impian-impianku membimbingku, impian untuk menjadi teladan bagi perempuan-perempuan yang akan datang setelahku. Mereka akan melihatku dan memahami bahwa tidak ada batasan yang tidak bisa aku taklukkan, tidak ada mimpi yang terlalu besar untukku.

Karena aku adalah perempuan yang berdiri tegak di tengah badai, menantang takdir yang telah ditentukan oleh mereka yang tidak mengerti kekuatanku. Aku adalah perempuan yang bekerja keras, bukan karena aku harus, tetapi karena aku bisa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun