Mohon tunggu...
Jeka
Jeka Mohon Tunggu... -

jeka dan lingkungan hijau

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tradisi Pai Ti Kong Suku Hokkien ( Hari ke-9 Imlek )

31 Januari 2012   19:40 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:13 3311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pai Ti Kong

Apa itu Pai Ti Kong ? Tradisi sembahyang kepada Ti Kong di hari ke 9 Imlek ini hanya dilakukan oleh suku Hokkien dan tidak dikenal disuku Hakka ,Tio Ciu atau suku lainnya.Bangsa Tiong Hoa selalu menyebut Thian atau Tuhan sebagai A Kong ( kakek ).


Suku Hokkien melakukan sembahyang ( Pai ) ke Ti Kong ( Dewa /Thian ) pada hari ke 9 Imlek karena suatu legenda. Ada tiga versi mengenai legenda tsb. ( Foto diatas,Kelenteng di Penang dicopas dari internet .)


Versi pertama terjadi pada zaman Dinasti Song, ketika bangsa Mongol menyerang Tiongkok Selatan.Hokkien atau provinsi Fujian merupakan target pasukan Mongol yang merencanakan membunuh semua penghuni daerah tsb. Penyerangan dilakukan tepat pada hari pertama Imlek sehingga suku Hokkien tidak bisa merayakan tahun baru. Mereka sangat ketakutan dan yang bisa dilakukan hanya menyembunyikan diri di perkebunan tebu supaya terhindar dari pasukan Mongol.


Tepat pada hari ke 9 Imlek mereka bersembunyi , pasukan Mongol mungkin juga mulai capek dan berhenti melakukan pencarian dan pergi meninggalkan daerah tsb. Penduduk percaya bahwa berkat perlindungan dari para Dewa, mereka terhindar dari pembunuhan.Dan sejak saat itulah setiap tahun timbul tradisi sembahyang atau Pai Ti Kong pada hari ke 9 Imlek untuk mengucapkan syukur dan terima kasih atas perlindungan –Nya..


Versi lainnya terjadi di abad ke 16 dimana ada sekelompok bajak laut menyerang pantai timur provinsi Hokkien tepat pada hari pertama Imlek. Para bajak laut melakukan penyerangan dari semua jurusan ke daerah Fujian dan membunuh siapa saja yang ditemuinya.


Ketika penduduk sangat ketakutan ,putus asa dan sudah mulai mau menyerah, tiba-tiba muncullah perkebunan tebu dihadapan mereka. Mereka yang sempat sembunyi di kebun tebu selamat dari pembunuhan dan hari itu tepat hari ke 9 Imlek. Orang-orang yang selamat dari pembunuhan itu percaya bahwa mereka telah mendapat pertolongan Ti Kong. Untuk menunjukkan kesetiaan mereka kepada Ti Kong, maka sejak itu suku Hokkien melakukan tradisi sembahyang pada hari ke 9 Imlek dengan batang tebu.


Versi terakhir legenda ini melibatkan Jendral Ming yang terkenal karena memiliki kemampuan berbicara dan mengerti dialek lokal hanya dengan meminum air dari provinsi tsb.Pada zaman itu dia ditugaskan menghabiskan setiap orang asing yang bukan penduduk di setiap provinsi. Dia dengan kemampuan khususnya sanggup membedakan mana penduduk asli dan mana yang asing.


Ketika mengunjungi provinsi Hokkian tepat pada hari pertama Imlek, pembantunya salah memberikannya air dari provinsi lain sehingga dia tidak mengerti bahasa yang diucapkan oleh penduduk Hokkian. Hal tsb. membuatnya yakin bahwa orang-orang tsb. bukan orang Hokkian. Keluarlah perintah untuk membunuh semua penduduk disana. Pembunuhan ini berlangsung sampai hari ke 9 Imlek , ketika dia meminum air sumur disana dan mendadak bisa bicara dan mengerti bahasa Hokkian. Jenderal Ming langsung sadar bahwa pasukannya telah salah membunuh dan segera memberikan perintah menghentikan pembantaian tsb. Mulai dari itu penduduk Hokkien percaya bahwa mereka telah dilindungi oleh Ti kong sehingga terjadi mukzijat tsb .Dan oleh karena itu sampai sekarang orang Hokkien selalu melakukan tradisi Pai Ti Kong pada hari ke 9 Imlek untuk mengucap syukur dan terima kasih kepada Ti Kong.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun