Mengapa Artikel Ramadan Begitu Sexy, Padahal Memabukkan?
Jujur saja, saya termasuk salah satu kompasianer yang terpikat menulis artikel di kanal ramadan. Bahkan kadang semua artikel saya masukkan semua ke sana. Hampir semua artikel saya kaitkan dengan arus balik 2024 dan ramadan, atau lebaran yang masih berhubungan dengan ramadan.
Kok bisa begitu? Padahal ramadan dan kompetisi nya telah lama berlalu.
Nah, justru itu. Kenapa kanal ramadan masih ada, apakah akan dijadikan kanal permanen? Nggak papa sih kalau memang begitu. Tapi kalau tidak, saya lebih suka kalau kanal ini disembunyikan seperti tahun sebelumnya, dan dibuka lagi saat menjelang ramadan.
Mungkin kanal ramadan masih berhubungan dengan bulan Syawal, jadi masih dibuka sampai sekarang. Begitu juga dengan kompetisi yang sudah diadakan, di samping berhubungan dengan persiapan puasa, bulan ramadan, juga suasana lebaran dan bulan Syawal.
Kenapa saya banyak menulis di kanal ramadan tentang arus balik 2024?
Ya karena saat arus balik 2024 itu begitu banyak peristiwa, kejadian, dan pengalaman yang bisa ditulis.
Kenapa tidak arus mudik pansela, misalnya. Itu kan juga menjadi topik pilihan?
Ya, karena saat mudik saya masih dalam keadaan berpuasa ramadan. Puasa wajib yang tetap saya tunaikan saat perjalanan jauh sekalipun. Itu juga saya lakukan bersama suami di malam hari, jadi tidak banyak yang bisa dilihat dan dialami.
Berbeda dengan arus balik 2024 yang telah lalu. Saya sengaja berangkat pagi dari Purworejo. Merasakan segarnya udara pagi, lalu lintas yang masih relatif sepi, bisa berwisata kuliner karena sudah tidak berpuasa(wajib).Â