Mohon tunggu...
Herulono Murtopo
Herulono Murtopo Mohon Tunggu... Administrasi - Profesional

Sapere Aude

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Heart Itu artinya Jantung, Bukan Hati (Kesalahan Bahsa 3)

27 Januari 2014   23:20 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:24 2762
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13908397882036108053

Manakah yang benar ungkapan ini: jantungku berdebar-debar atau hatiku berdebar-debar? jawabannya tentu saja jantung. Sebab, hanya jantung yang bisa berdetak lebih kencang. hati tidak. Lalu, mengapa bisa muncul kerancuan semacam ini?

[caption id="attachment_292486" align="aligncenter" width="150" caption="gambar jantung, bukan hati. gambar dari id.wikipedia.org"][/caption]

Apakah hati itu? biasanya diterjemahkan dengan dua arti yang berbeda dan tidak ada hubungannya. pertama, hati merupakan organ badan yg berwarna kemerah-merahan di bagian kanan atas rongga perut, gunanya untuk mengambil sari-sari makanan di dalam darah dan menghasilkan empedu. Nah, yang kedua sesuatu yang ada di dalam tubuh manusia yang dianggap sebagai tempat segala perasaan batin dan tempat menyimpan pengertian (perasaan dsb). definisi pertama jelas benar. Bahasa Inggrisnya lever.

Definisi kedua sangat rancu. Sesuatu di dalam tubuh. Melihat ini, kesannya kok hati itu bersifat material ada di dalam tubuh manusia. Kalau perasaan jelas, immaterial, tidak berbentuk. Nah, kalau hati yang merasakan berbentuk tidak?

Sementara jantung (bahasa Latin, cor) adalah sebuah rongga, rongga organ berotot yang memompa darah lewat pembuluh darah oleh kontraksi berirama yang berulang. Dalam hal ini, jantung juga sama sekali tidak berhubungan dengan perasaan. Bahwa sebenarnya ada hubungannya, memang. Bukan hanya ketika jatuh cinta kita berdebar-debar, tapi juga ketika takut atau tegang pikiran kita. Zat kimia  seperti domamin dan serotonin yang berasal dari otak memerintahkan jantung untuk bergerak lebih cepat.

Adalah Aristoteles, filosof Yunani jaman dulu yang mengatakan bahwa jantung manusia merupakan pusat pemikiran dan emosi. Bukan di otak. Baru kemudian, seorang dokter Roma bernama Galen mulai memisahkan bahwa hasrat manusia ada di liver (hati), pemikiran terletak di otak, dan emosi ada di jantung (heart). Dalam bahasa Inggris, heart diterjemahkan sebagai the repository of one's deepest and sincerest feelings and beliefs selain organ vital manusia. Hanya saja, heart di sini tetap menunjuk pada jantung, bukan hati. Rupanya, tumpang tindih pemahaman semacam itu terus berlangsung bahkan sampai di Indonesia.

Maka pertanyaannya, sebaiknya kita tetap menerjemahkan heart sebagai hati (dan dengan demikian menyepakati kesalahan agar jadi benar) atau diterjemahkan dengan jatung. Hanya akan menjadi lucu kalau broken heart diterjemahkan sebagai patah jantung. hahaha.... bagaimanapun juga, hati sebagai tempat perasaan lebih bersifat metafora.

salam kompasiana!!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun