Mohon tunggu...
Hamim Thohari Majdi
Hamim Thohari Majdi Mohon Tunggu... Lainnya - Penghulu, Direktur GATRA Lumajang dan Desainer pendidikan

S-1 Filsafat UINSA Surabaya. S-2 Psikologi Untag Surabaya. penulis delapan (8) buku Solo dan sepuluh (10) buku antologi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Tidak Ada Sekolah Gratis dan Murah

23 April 2024   14:32 Diperbarui: 23 April 2024   14:41 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seragam Sekolah Ternyata Mahal (Hamim Thohari Majdi)

Sekolah gratis? terbayang dalam benak kita bahwa sekolah gratis adalah sekolah yang tidak ada tambahan biaya atau biaya tambahan dari yang sudah ditetapkan. Masih jauh panggang dari pada api untuk menerapkan penyelenggaraan pendidikan dengan program sekolah gratis. 

Bayangan masyarakat umum, bahwa sekolah gratis, tidak lagi orang tua terbebani biaya pendidikan anak-anaknya, tinggal berangkat sekolah, belajar dan menunggu ujian, orang tua tidak disibukkan dengan pening dan pusing memikirkan kebutuhan sang anak untuk mendulang pengetahuan.

Program pemberian Biaya operasional Sekolah (BOS) atau Biaya Operasional Penyelenggaraan  (BOP) lebih menekankan kepada pemenuhan  kebutuhan penyelenggaraan Kegiatan Belajar Mengajar di sekolah, sementara kegiatan pendukung lainnya harus ditanggung oleh siswa (wali murid).

Orang tua masih terbebani banyak hal agar anak-anaknya mau sekolah, di antaranya perlengkapan (perlatan sekolah), seragam, tranportasi dan uang saku.

Berkaitan dengan seragam sekolah, memang ada sebagian sekolah yang memberikan seragam secara cuma-cuma. Sekolah yang memberikan fasilitas kepada siswanya kerapkalai karena keterbatasan jumlah siswa, harapannya dengan pembebasan pembiayaan pada hal-hal tertentu, muridnya akan semakin banyak, di tengah persaingan pengelolaan penyelenggaraan pendidikan, munculnya sekolah di setiap sudut desa.

Namun bagi lembaga sekolah yang merasa "di atas angin", justru beban biaya pendidikannya lebih mahal, seragam di samping yang telah ditetapkan oleh pemerintah, masih ada warna atau corak lain sebagai identitas sekolah, inilah yang kemudian membuat orang tua sedikit menjerit dan mengernyitkan keningnya, terlanjur basah muk di sekolah di atas kemampuan ekonominya.

Di masa dulu, seragam bisa diwariskan ke adik-adiknya, atau orang lain yang membutuhkan, karena warana dan coraknya permanen, dari masa ke masa. Saat ini sulit sekali seragam sekolah bisa dipakai oleh adiknya, karena setiap kenaikan jenjang ada sebagian sekolah melakukan pengadaan seragam tersendiri untuk membedakan dengan angkatan lainnya.

Bagi mereka yang berada di bawah garis kecukupan ekonomi, masih merasakan betapa mahalnya biaya pendidikan, utamanya berkaitan dengan biaya pendukung agar anak bisa percaya diri datang ke sekolah dan sejajar dengan teman-temannya.

Sukses penyelenggaraan pendidikan dasar dan menengah, haruslah bersinergi dengan program lain seperti Program Keluarga Harapan (PKH) dan bantuan sosial lainnya agar anak-anak Indonesia bisa mengenyam pendidikan secara sejajar dan berkeadilan. Berkaca dari isu pergantian seragam dengan satu titik masalah adalah mahalnya biaya seragam menandakan bahwa tidak ada sekolah yang gratis dan murah

Tidak Ada Sekolah Gratis dan Murah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun