Mohon tunggu...
Prasetyo Handy
Prasetyo Handy Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mahasiswa Farmasi

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Jangan Asal Pakai Charger Handphone

23 Januari 2014   15:38 Diperbarui: 4 April 2017   18:23 38894
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa hari yang lalu handphone teman saya mengalami kerusakan yang cukup parah akibat mencharge dengan charger brand lain. Handphonenya mati total dan sudah dipasrahkan sama tukang service. Dia mencritakan tiap kali dicharge batrei terasa panas sekali dan charger yang digunakan merk lain(charger kw) karena charger original teman saya rusak.

Nah dari situ timbul pertanyaan dan saya memulai untuk mempelajarinya. Lhoh kok bisa ya? Padahal kan sama-sama charger, buat ngecharge juga bisa. Inilah yang saya dapatkan setelah browsing sana sini.

Saat ini hampir semua model charger gadget sama, coba lihat saja merk-merk terkemuka terutama keluaran terbaru entah samsung, blackberry, sony, hampir smua handphone menggunakan colokan yang universal. Hal ini menyebabkan kadang kita main colok saja pake charger brand lain saat kita tidak membawa charger original. Saya akui hal ini sering kali terjadi karena selain merebaknya powerbank dan charger universal, fenomena melek teknologi menyebabkan hampir semua orang menggunakan gadget dan proses “charging” merupakan salah satu dari kehidupan fenomena ini.

Meminjam charge gadget lain? Boleh saja kalau charger yang dipinjam masih semerk dan setipe, tapi bagaimana kalau meminjam charger lain yang beda brand, apakah itu boleh? Kalau boleh apa saja yang perlu diperhatikan.

Oleh karena itu perlu kenali kode-kode pada charger dan gadget anda seperti Input, output, mA.

Apa maknanya? Mari kita lihat

Input, Di negara-negara maju seperti jepang umumnya memiliki voltase listrik sekitar 100-110V, dulu Indonesia sempat mengunakan 110 V yang diakui lebih aman dibanding 220 V tetapi PLN indonesia merubah menjadi 220 V (googling aja ada sejarahnya).  Nah jika kita memiliki produk dari jepang yang dibawa ke Indonesia, anda perlu berhati-hati, karena input produk jepang bisa saja 110 V, jelas akan rusak bila digunakan di Indonesia. Tapi bagi yang charger yang tertulis 100-240 V tenang saja, rangenya mencakup 100 hingga 240 V. Untuk barang-barang legal yang sudah masuk Indonesia tentunya cukup aman dan relatif sudah melakukan penyetandaran dengan keadaan di Indonesia. Jadi akan aman-aman aja bila gadget yang anda miliki LEGAL.

Output, nah ini adalah yang paling perlu diperhatikan dalam memilih charger selain charger original/bawaan untuk gadget anda. Output ini adalah keluaran volt yang akan diberikan kepada gadget kita, jadi perlu diperhatikan nilai “yang kluaran dari charger ke gadget kita”. Contoh jika gadget anda hanya membutuhkan 5V tetapi output yang kita gunakan lebih dari 5 dapat menyebabkan resiko komponen hangus karena kelebihan tegangan.

mA, nilai dari mA ini yang akan menentukan kecepatan proses charging. Semakin besar angkanya semakin cepat pula arus yang masuk per jam. Hal ini tetap perlu diperhatikan jangan semata-mata karena besar maka lebih dipilih, tunggu dulu ada hal lain yang perlu diperhatikan seperti contohnya baterai. Kadang ada beberapa baterai yang malah menjadi panas dan rusak bisa arus yang dimasukkan berlebihan, otomatis memperpendek umur dari baterai gadget anda.

Nah itu semua yang harus diperhatikan dalam memilih charger yang sesuai dengan gadget anda, hal ini perlu dimulai dari sekarang, harapannya bukan hanya jadi pengetahuan saja tetapi bisa diterapkan dan dibiasakan. Karena memang penggunaan satu dua kali tidak akan terasa efeknya pada gadget anda, melainkan efek penggunaan jangka panjang.

Akhir kata, berhubung saya juga bukan ahlinya dalam bidang ini, dan saya hanya mengumpulkan data dan menyusunnya kebentuk artikel ini. Bila ada kesalahan mohon dikoreksi dan dimaklumi. Hehe

Magelang, 23 Januari 2014

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun