Mohon tunggu...
fikri fachriezal
fikri fachriezal Mohon Tunggu... Polisi - religius moderat progresif

religius moderat progresif

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Memahami Agung Hapsah; Diantara Leicester, Sadiq Khan, Joey Alexander, dan Taj Pabari

11 Mei 2016   16:45 Diperbarui: 23 Desember 2016   17:56 14127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: robbifinanblog.blogspot.com

Belum setengah perjalanan tahun 2016 ini, namun telah banyak hal-hal maupun tokoh-tokoh yang menginspirasi bermunculan. Di bidang olah raga, dunia dikejutkan dengan tampilnya Leicester City, tim non unggulan dan berdana kecil, sebagai pemenang Liga Primer Inggris untuk pertama kalinya, setelah tahun lalu tampil sebagai tim promosi dan nyaris terdegradasi. Di bidang politik, Sadiq Khan menarik perhatian dunia setelah memenangkan pemilihan Wali Kota London, dimana untuk pertama kalinya keturunan imigran Muslim menjadi wali kota di Uni Eropa, berasal dari keluarga jelata dan tinggal di perumahan rakyat yang disubsidi pemerintah.

Di bidang musik, Joey Alexander memberi kejutan sebagai orang Indonesia pertama, juga menjadi nominator termuda, yang masuk dalam dua nominasi serta tampil di acara puncak Grammy Awards. Di bidang teknologi, muncul inovator dan pengusaha muda yang mencengangkan dari Brisbane Australia, Taj Pabari, pendiri perusahaan Fiftysix, menciptakan tablet elektronik untuk sektor non-profit dan swasta, mempekerjakan 10 staf penuh waktu serta hampir 20 kontraktor paruh waktu di seluruh dunia.

Lalu, di dunia Youtubers, ada anak asal Tanah Grogot yang telah merebut perhatian. Agung Hapsah. Masih 16 tahun, namun pandai fotografi, videografi, editing dan debat Bahasa Inggris. Ia memanfaatkan media Youtube yang sedang digandrungi zaman sekarang, untuk menyalurkan hobinya itu secara kreatif, dengan karakter yang khas dalam bertutur dan terlihat dewasa melampaui umurnya. Mungkin akibat pernah tinggal di Australia dari masa kecil hingga SMP, sehingga pada Agung terjadi kolaborasi aksen Amerika-Indonesia-Makassar, karena ibunya asal Makassar, namun aksennya tak separah Cinta Laura, karena ia bukan blesteran.

Memiliki 200 subscribers di awal tahun 2015, kini hingga mencapai lebih dari 40.500 pelanggan. Dalam tiga bulan terakhir, pertambahan subscriber-nya melonjak hingga diatas 100%, dalam sehari rata-rata bertambah sekitar 230 pelanggan baru. Memang tak bisa disamakan dengan perkembangan subscribers-nya Raditya Dika, Edho Zell maupun Bayu Skak yang telah lama berkecimpung di dunia Youtube.

Mengapa Agung menginspirasi? Jika Youtubers lain memamerkan hal-hal yg bersifat lux dalam video-videonya, seperti halnya Leicester ataupun Sadiq Khan, Agung justru memamerkan kesederhanaan dan keterbatasan yang dibalut dengan kecerdasannya, selalu perfeksionis dan progresif dalam karyanya, tidak asal jadi atau bersifat pengulangan ide dari video yang sebelumnya. Jika yang lain mengajak orang-orang terkenal dalam vlog-nya, Agung justru memberdayakan dan memperkenalkan teman-teman dan orang-orang di sekitarnya yang cenderung tampil apa adanya.

Agung juga memperlihatkan bahwa, membuat suatu karya, tidak harus berada di kota besar, dengan fasilitas yang serba memadai, namun dari pelosok pun dapat menghasilkan karya yang brilian dan mengagumkan. Perlengkapan videografinya juga tidak harus yang mahal, asal ada niat dan mampu menggunakannya secara maksimal, pasti tak kalah menarik untuk mengekplorasi ide-ide kreatif.

Cara dia mengkritik sebuah film pendek juga dianggap tidak biasa, blak-blakan dan sangat detail. Untuk mengantisipasi dikritik balik, Agung telah mempersiapkan video bertema kritik, mengkonfirmasi bahwa ia pun tidak anti kritik, bahwa kritik dari seseorang itu adalah sehat dan berbeda dengan istilah hater.Ini bukankah suatu langkah yang cerdas?

Apakah terlalu dini atau begitu berlebihan untuk mengapresiasi dan memberi persepsi terhadap karya-karya Agung saat ini? Memang bisa jadi dianggap belum sefenomenal nama-nama di atas, apalagi dunia Youtube masih bersifat segmented. Namun sudah adanya pengakuan, menjadi modal awal bahwa Agung adalah next rising star.

Pengakuan dan dukungan bagi pemilih outro dan tagline “until next time, stay classy” ini datang dari sejumlah nama terkenal semisal Raditya Dika, Dennis Adishwara, Ernest Prakasa, Ge Pamungkas, Anji, Reza Oktavian dan Da Lopez Brothers. Sejumlah media juga telah mewawancarainya, bahkan telah diundang menjadi nara sumber dalam beberapa workshop video online. Agung adalah potensi besar bangsa ke depan, yang sedari dini patut diapresiasi, didukung dan dibantu berkembang, tidak hanya dari kalangan yang bersentuhan langsung dengan bidangnya saja, tapi juga pemerintah dan swasta. Seperti juga Joey yang disebut-sebut sebagai penerusnya Miles Davis, Pabari sebagai Steve Jobs atau Bill Gates berikutnya, Agung adalah next generation-nya Raditya Dika, James Cameron atau Alfonso Cuaron.

Ketika diwawancara viaSkipe di Metro TV, saat host menanyakan tiga kata yang menggambarkan karakternya di Youtube, Agung dengan polos menjawab yaitu: sombong, kreatif dan forward thinking. Entah apa definisi sombong menurut Agung, apakah nanti berlagak sombong seseorang baru dikatakan berkelas? Taj Pabari juga berusia 16 tahun, bahkan Joey Alexander masih berumur  12 tahun, namun kesan berkelas pada karya-karyanya tidak diikuti sikap jumawa.

Di beberapa video Agung memperlihatkan sikapnya seperti melempar roti ke meja, mengendarai motor sambil menghidupkan kamera, membolos kegiatan, sering terlambat ke sekolah, tidur di kelas, hampir tiap hari dimarahi guru, mengatakan “ku bunuh kamu betulan!”, dan lain-lain. Sikap-sikap seperti itu menjadi wajar di usia muda yang sangat dinamis dan rawan labil apalagi di zaman kebebasan berekspresi dan menuntut eksistensi tinggi saat ini. Agung yang masih dalam katagori anak tentu harus terus mengasah responsibilitasnya, didukung oleh lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun