Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Menebak Perasaan Sin Tae-yong, Antara Senang dan "Pedih"Korea Selatan Tersingkir

26 April 2024   09:54 Diperbarui: 26 April 2024   10:09 320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 sosok Pelatih Sin Tae-yong  yang berhasil mengantarkan Indonesia ke Semi Final AFC Cup sumber bola.net

Kalau saya Sin Tae-yong (STY) ini adalah sebuah perasaan aneh, Memenangkan negara lain, sebagai sebuah prestasi individu, namun pedih karena ia harus menyingkirkan negaranya sendiri di ajang Piala Asia yang menjadi tiket ke Olimpiade dan Piala Dunia. 

Saat libur dan pulang ke negaranya ia sudah pasti akan menerima cibiran, makian teman-temannya. Bukannya netizen mereka juga terkenal galak dan tega sampai banyak artis mereka yang akhirnya bunuh diri merasakan tekanan, hujatan para netizen.

Di sisi lain STY adalah pahlawan bagi Indonesia, bertahun-tahun Indonesia mendambakan kesempatan bisa melaju cukup jauh di level Asia, tetapi susah untuk bisa masuk jajaran elite negara-negara di Asia. Mereka yang sering masuk seperti Korea Selatan, Jepang, Arab Saudi, Qatar, Australia adalah tembok yang terlalu kokoh untuk ditembus. Di masa lalu bahkan untuk bermimpi masuk babak penyisihan saja susah. 

Hari ini, setelah melihat kegigihan, semangat berjuang, mental dan phisik pemain Indonesia rasanya gelegak kebanggaan membuncah. Para pemain hasil didikan STY membuktikan mereka mempunyai mental kuat untuk bermain dengan siapa saja. Bayangkan juara Asia 2020 dikalahkan. Yordania dikalahkan dengan meyakinkan dan Australia merasakan betapa ulet dan kuat mereka menahan gempuran para pemain yang kenyang pengalaman di kompetisi Eropa.

STY bisa berdiri tegak berhadapan dengan pemain dan penonton Indonesia, tetapi dalam hati ikut menangis menyaksikan saudara-saudara, teman senegaranya menangis tersedu menyesali kekalahan menyesakkan di depan kotak pinalti. Namanya permainan ada yang menang ada yang kalah. Momentum bersejarah tiba. Hari ini Korea bisa ditumbangkan Indonesia yang melihat sejarah perkembangan sepakbola penuh dengan intrik, sering gagal masuk dalam kompetisi utama berskala Asia, apalagi dunia, bahkan ditingkat Asia Tenggarapun dulu Indonesia sering terseok seok di bawah bayang-bayang Thailand dan Vietnam yang peringkatnya sekarang masih jauh lebih tinggi mereka (terutama Vietnam).

Ia tersenyum karena bisa membuktikan kepada negaranya, ia pelatih bertangan dingin, menangani negara yang kurang diperhitungkan dalam persaingan tetapi bisa melaju jauh sampai semi final  AFC 2024. Wow, amazing, susah mengilustrasikan dengan kata-kata.

Ketika melihat pertandingan jantung serasa copot menyaksikan pemain menahan gempuran para pemain Korea Selatan yang bermain ngotot. Counter attack mereka luar biasa, tetapi secara keseluruhan Indonesia sedikit di atas penguasaan bola dari pada pasukan negeri ginseng tersebut. Wasit asal Asutralia Shaun Evans kali ini sangat tegas. Pemain no 6 Lee Young-jun mendapat kartu merah karena melanggar Justin Hubner. Ia terlihat melanggar keras bagian lutut dan menginjak pemain cerezo Osaka Jepang tersebut.

Indonesia lengah di babak kedua ketika permainan mulai babak akhir dan bola lebih sering dimainkan skuad Indonesia, Indonesia kecolongan dengan serangan balik Korea memanfaatnya kekosongan di lini belakang karena hampir semua pemain masih berada di dekat kotak pinalti Korea Selatan. Tendangan dari sisi kiri dilesakkan oleh pemain Korea Selatan dengan kaki kanan. Dan gol! Hal ini sempat disesali mengapa para pemain lengah. Tetapi pemain Indonesia masih cukup tenang, Seharusnya Indonesia bisa memanfaatkan situasi dengan unggul jumlah pemain, tetapi sampai babak perpanjangan waktu peluang itu dibuang sia-sia. Beberapa kesempatan bagus dan tendangan mengarah ke gawang Korsel tetapi tetap tidak sempat menambah skor.

Babak pinaltipun tiba, di babak inilah ujian bagi kiper dan pemain. Sebab tekanan kuat dihadapi. Kalau gagal melesakkan gol akan merasakan penyesalan. Itu pasti dirasakan Justin Hubner saat mengeksekusi pinalti pertamanya. Beruntungnya Wasit jeli melihat pergerakan kiper yang lebih dahulu keluar dari garis gawang. Maka pinalti Hubner diulang. Setelah itu pemain naturalisasi tersebut sukses mengeksekusi. Sampai. Pinalti berlangsung seru karena hampir semua pemain sukses melakukan tugasnya. Giliran Pemain Korea terakhir gagal karena tendangannya bisa ditepis oleh Ernando Ari. Pratama Arhan memastikan Indonesia menang dramatis melawan Korea dengan Skor 11-10.

Sin Tae-yong sempat stres ketika pinalti-akhir, akhirnya lega setelah melihat skor terakhir. Sebuah drama yang menyesakkan dada bagi masyarakat Korea Selatan dan para pemainnya. Di lapangan banyak pemain Korea tersedu, tidak bisa membayangkan mereka kalah dengan tim debutan. Sin Tae-yong pun sukses besar mengantarkan tim Indonesia melaju dengan diikuti oleh para penggemar di seluruh tanah air menggantungkan harapan agar negeri dengan ribuan pulau itu bisa melaju jauh menuju puncak dan memperbesar kesempatan menuju ke Paris.

Diantara nasionalisme yang menyeruak di dada STY harus memilih secara profesional. Bagaimanapun ia dibayar untuk memperkuat posisi Indonesia, siapapun tidak peduli negaranya harus ia singkirkan. Itulah bentuk profesionalisme pelatih. Dan kita melihat ada harapan besar di masa mendatang Indonesia banyak berbicara di kancah persepakbolaan dunia. Ciao. Semoga.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun