Mohon tunggu...
Nasir Bako
Nasir Bako Mohon Tunggu... -

Owner usaha bubuk Kopi Aceh di Meulaboh yang tertarik dengan permasalahan sastra dan masalah sosial dan adat

Selanjutnya

Tutup

Puisi

15 Penyakit Hati Versi Indonesia

19 April 2011   17:03 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:38 301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

15 PENYAKIT HATI Oleh: M.N.Bako

Kutpameu,18-04-2011

Yang mengotori malam hari hati insan
Ada lima belas saya susun di dalam nadham
Hati tertutup akan sinar kebenaran
Setiap saat selalu tipuan saitan

Manusia lebih sempurna diciptakan
Awalnya suci akhir keji jatuh kelobang
Saat ditilik dengan cerdik hakikat insan
Entah kenapa jadi kotor kemudian

Sifat apakah dalam hati yang terpendam
Tiada sunyi dan berhenti siang malam
Pertama HASAD iri hati sesama teman
Jika terlihat akan kelebihan orang

Dua HAQAD akan teman kedengkian
Tambah benci jika kawan berlebihan
Disitulah mulai naik ketegangan
Kadang-kadang tidak tahan naik pitam

Tiga SU`UZZAN buruk sangka perkiraan
Kita anggap orang lain macam-macam
Empat KIBIR hati selalu kesombongan
Tinggi kata congkak angkuh penampilan

Lima `UJUB merasa diri kelebihan
Orang lain kita anggap keentengan
Enam RIA pamer harta bermegahan
Seakan kita punya segala kebendaan

Tujuh SUM`A cari-cari kemasyhuran
Biar tenar dikenal sepanjang zaman
Diperbuat apa saja dilakukan
Cari muka selalu sesama teman

Delapan BUKHUL hidup pelit pemberian
Padahal lebih dari segi kecukupan
Fakir miskin anak yatim diabaikan
Orang putus dibiar kan kelaparan

Tuk maksiat tak tercatat pembukuan
Untukagama lima ratus perincian
Nomor urut yang pertama penyebutan
Tambah bangga tak pernah rasa menyesal

DI HUBBUL MAL hitungan kesembilan
Hidup mati cita-cita kebendaan
Rumah mewah mobil mahal kesayangan
Istri manja anak cantek kebanggaan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun