Mohon tunggu...
Alba
Alba Mohon Tunggu... -

Pengabdi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Tips Menghadapi Rasa Bosan di Kantor#SemangatKerja

18 Agustus 2013   04:39 Diperbarui: 24 Juni 2015   09:11 1194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi/admin (Shutterstock)

[caption id="" align="alignnone" width="620" caption="Ilustrasi/admin (Shutterstock)"][/caption]

Mau bahas tentang rasa bosan maka otomatis penyebabnya adalah rutinitas. Rutininitas biasanya aktifitas yang berulang-ulang dan selalu sama. Banyak hal yang membuat kita bosan, bukan tempat kerja atau kantor saja, tapi terkadang aktifitas lainnya pun seperti keadaan dan kondisi kita yang tidak mengalami perubahan terkadang membuat kita bosan. Cari kerja kesana kemari terkadang melahirkan rasa bosan yang akhirnya melahirkan frustasi sampai stress. Hal ini pernah saya alami disaat masa-masa mencari pekerjaan dulu.

Berbicara tentang bosan adalah menunjukkan suatu keadaan sikap yang sangat dipengaruhi oleh perasaan (feeling). Sementara perasaan sendiri bentukan dari pikiran dari hasil kerja otak (erbe sentanu dalam Quantum Ikhlas). Jikalau pikiran yang dibangun dengan negatif atau tanpa semangat akan menghasilkan perasaan yang lemah, letih, lesuh sampai istilah tidak mood menghantui, sampai terkadang seseorang menganggap dirinya sial seharian diakibatkan diawali berangkat ke kantor dengan insiden kecil yang membawa terus pikiran dan perasaannya selalu sial yang mengakibatkan insiden-insiden baru selanjutnya.

Bagi yang pernah dengar hukum daya tarik menarik (the Universal Law of Attraction) bahwa ‘manusia adalah magnet, dan setiap detail peristiwa yang dialaminya datang atas daya-tarik (undangan) nya sendiri’. Teori ini sebenarnya sudah hampir seabad oleh Elizabeth Towne pada tahun 1906. Hukum ini menyatakan bahwa ‘sesuatu akan menarik pada dirinya segala hal yang satu sifat dengannya’. Ini menjelaskan mengapa seseorang senang berkumpul dengan mereka yang satu hobi. Atau ketika anda memutar tombol tuning radio ke 99,9 FM maka siaran radio 99.9FMlah yang akan anda dengar, karena anda faham bahwa sinyal dimenara radio dan di pesawat radio anda harus sama. Atau ketika anda memulai hari dengan perasaan ‘engga enak’ maka hari itu seperti dipenuhi oleh kejadian-kejadian yang tidak mengenakkan anda. (Quantum Ikhlas). Bahakan pikiran dan perasaan tidak mengenal baik atau buruk, apapun yang kita pikirkan maka itulah yang akan hadir.

Karena ini hanyalah tips, maka minimal gambaran di atas menunjukkan jika runutan pikiran, perasaan dan tindakan kita sebagai satu kesatuan yang harus positif. Seperti itu pulalah dalam setiap rutinitas kita, baik di rumah, lingkungan masyarakat maupun di kantor. Tips ini hanya berangkat dari pengalaman saya selama ini mulai bekerja semrautan (tidak tetap) sampai kerja yang sifatnya tiap hari sebagai seorang Pegawai Negeri Sipil yang harus apel pagi jam 07.15 dan apel pulang tiap jam 13.45 selama senin-mingggu, apa tidak bosan jadinya jika kita tidak mampu mengelolanya?

Ini pengalaman saya selama ini menghindari kebosanan kerja yaitu :

1.Fahami hakikat hidup (tujuan hidup). Banyak orang disekitar kita mungkin tidak bisa menjawab jika kita tanya apa tujuannya hidup, atau minimal memiliki jawaban yang berbeda-beda tentang tujuannnya hidup. Padahal hal tersebut berlaku universal dan tidak mengenal batasan manusia dari sisi manapun, suku, agama, ras, status sosial atau apapun jenis profesinya pastilah memiliki tujuan hidup yang sama yakni ‘bahagia di dunia dan diakhirat kelak’. Ini yang harus dipertegas jika kita ini hidup hanya untuk BAHAGIA. Jika sudah tahu tujuan hidup,maka bekerja dalam hal ini ke kantor adalah bagian dari upaya kita menuju ke tujuan tersebut. Di kantor tidak ada bedanya dengan suasana di rumah, butuh sikap dan tindakan yang terhindar dari kebosanan akhirnya melahirkan keputusasaan dan pemalas.

2.Kelola Pikiran dan Perasaan dengan Baik. Istilah positif thinking (pikiran postif) sebenarnya gampang diucapkan oleh semua manusia, tapi membuktikannya sangatlah sulit. Tapi salah satu tips sederhananya adalah membantu dengan positif feeling (perasaan positif). Mari kita praktekkan cukup satu kali saja di kantor dalam sehari, kemudian naik dua kali dan seterusnya, insya allah akhirnya akan menjadi kebiasaan. Kuncinya di pikiran dan perasaan, jangan biasakan salahkan keadaan ataupun teman kantor sebagai penyebab suatu masalah yang ujung-ujungnya melahirkan hal-hal yang melahirkan negatif-negatif.

3.Latihan dan terus latihan. Memulai perilaku baru memang sulit, apalagi jika hal tersebut sudah menjadi karakter (kebiasaan yang terulang-ulang). Sederhananya begini, semua manusia diawali dengan bayi sampai dewasa. Kita tidak bisa mampu berjalan di umur 1-2 tahun jika tidak dilalui dengan terus latihan dan latihan. Begitupula berfikir dan berperasaan baik, perlu terus diulang-ulang hingga akhirnya menjadi kebiasaan.

4.Hindari lingkungan dan pertemanan yang tidak positif. Salah satu penyebab menurut pakar perilaku tentang suatu perilaku seseorang karena lingkungannya yang mempengaruhi. Tapi siapkah kita meninggalkan lingkungan kita selama ini?, jawabannya mungkin sederhana, kitalah yang memilih dan membentuk lingkungan, maka pilihlah lingkungan yang terbaik menurut kita atau kalau perlu kitalah yang bentuk lingkungan kita jadi baik. Sudah mejadi hukum alam bahwa di kantor tidak mungkin hanya satu orang baik, pasti lebih. Artinya masih ada teman lain yang bisa kita temani utuk baik, maka pilihlah teman interaksi kita dikantor selain hubungan kerja dalam aktivitas keseharian di kantor, hal itu dapat mempertahankan kebaikan kita. Dalam sejarah kehidupan manusia, kebaikan akan selalu menjadi pemenang, walaupun butuh proses dan waktu yang terkadang tidak instan.

5.Bekerjalah dengan ikhlas. Sulitnya mendefinisikan ikhlas terkadang membuat kita susah melaksanakan ikhlas. Ikhlas menurut erbe sentanu sesungguhnya adalah keterampilan berbuat baik, setelah berbuat baik maka kita pasrahkan kepada yang di atas. Bukan dengan ngomel-ngomel atau bersifat jengkel dari suatu keadaan, butuh keyakinan yang kuat pada diri kita bahwa setiap sebab baik akan mengakibatkan juga kebaikan. Setiap keikhlasan pasti mendapat balasan dari Tuhan. Kerjakanlah tugas kita, bantu teman ataupun orang lain sesuai kemampuan kita, tanpa harus berhitung secara materi tentang untung rugi jika berbuat baik.

6.Cintai pekerjaan kita. Mencintai pekerjaan sesugguhnya adalah wujud terimakasih kita kepada yang diatas. Kita harus yakin bahwa pekerjaan ini adalah hal yang terbaik untuk kita, dibandingkan orang lain yang sulit dapat pekerjaan atau bahkan susah hidup karena tidak punya pekerjaan. Keyakinan itulah yang akan melahirkan cinta kita kepada pekerjaan, bagaimana rasanya jika kita dimabuk cinta kepada lawan jenis, seperti itupulalah rasanya dalam menjalani pekerjaan. Tidak mau salah, tidak mau terlambat, kerja sesuai tugas atau bahkan bersedia lembur dan meluangkan waktunya demi rasa cinta kepada pekerjaan kita. Jika rasa cinta pada pekerjaan ini muncul maka pelan-pelan akan menghilangkan yang namanya bosan dalam pekerjaan. Karena sepenuhnya rasa itu tercurah demi tujuan hidup kita bahagia dan menmbahagiakan orang-orang yang kita cintai (Istri, anak, orang tua dan keluarga).

7.Inovatif dan Kreatif. Sebenarnya kedua hal ini akan muncul sendirinya jika semua yang enam sebelumnya telah mampu kita lakukan. Kemampuan inovatif dan kreatif ini sesugguhnya hanya akibat dari cinta kita pada pekerjaan. Karena kita menghadapi rutinatas yang berulang-ulang, maka wujud kreatifitas kita adalah dengan fleksibel dan mampu menjawab kondisi kekinian. Artinya, mampu melakukan perubahan-perubahan dalam bekerja demi tujuan kantor. Banyak hal yang dapat kita lakukan tentang ini, merubah suasana tempat kerja, letak meja, kursi maupun yang lainnya dapat mempengaruhi rasa kita. Jika monoton, maka yakinlah, bosan itu akan muncul dengan sendirinya.

8.Yakin dan optimis bahwa bekerja adalah investasi akhirat (ibadah). Ini adalah penutup tips saya, jika kita sepakat dan setuju bahwa tujuan hidup adalah bahagia, maka gaji ataupun honor kita di kantor sebagai wujud materi bukanlah sebagai alat utama menuju kebahagiaan. Materi hanya salah satu alat menuju kebahagiaan. Dengan materi maka dapat memudahkan kita mendapat kebahagiaan. Dengan materi maka kita dapat menafkahi keluarga, membantu sesama bahkan memberi bantuan kepada yang membutuhkan. Tapi materi ditentukan oleh perasaan kita, dia tidak ditentukan oleh besarnya (kuantitasnya) tapi pada rasanya (kualitasnya). Maksudnya, mau gaji besar ataupun kecil sesungguhnya terletak pada rasa kita dengan besarnya yang kita hasilkan. Walau mungkin hanya staf biasa, tapi dengan besaran gaji yang kita punya mampu menikmati hidup dengan rasa yang luar biasa. Banyak orang yang bergelimpangan materi tapi sesugguhnya ada rasa yang hilang di antara mereka, sampai-sampai fenomena brokenhome ataupun anak istri yang tak terpenuhi rasa kasih sayangnya adalah bentuk-bentuk ketidak bahagiaan. Tapi optimis dan keyakinan kita untuk menjadi lebih baik dan berkarier tetap menjadi scenario dan mimpi kita dalam bekerja. Hal itu tetap menjadi impian kita sehingga selalu yakin dengan doa-doa dan kesungguhan kita dalam bekerja. Jangan lupa, balasan Tuhan atas setiap kebaikan tidak selamanya materi, terkadang kesehatan, damai, rukun atau lainnya adalah akibat yang tidak bisa di nilai dengan materi.

Tips ini mungkin tidak terlalu tehnis sifatnya, tapi saya meyakini jika setiap manusia memiliki cara dan metoda tersendiri dalam melaksanakan rutinitasnya. Saya hanya menggambarkan konsep dasar dari pengalaman saya yang tentunya berbeda dengan jutaan manusia di Indonesia. Jadi kembalinya kepada kita sendiri, bagaimana melakoni kehidupan di kantor setiap hari agar terhindar dari kebosanan yang melahirkan keputusasaan. Intinya di pikiran dan perasaan kita menerjemahkannya, jika masih setia dengan pikiran dan perasaan-perasaan negatif selama ini maka dapat mengakibatkan suatu rutinitas yang membosankan dan menjenukan. Hidup dan pekerjaan adalah pilihan, maka pilihlah yang terbaik menurut kita.

Semoga bermamfaat

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun